News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Meski Susah Payah, Ini Seninya Mengejar Momen Gerhana Matahari di Teluk Tomini dan Selat Peling

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Secara bergantian, staf BMKG dan masyarakat turut menyaksikan gerhana dengan menggunakan teleskop. (Verrianto Madjowa)

Di pintu masuk BMKG Luwuk hanya ada satu teleskop kecil. Teleskop ini yang digunakan untuk mengamati pergerakan gerhana. Saya memasang peralatan teleskop sendiri. Dan mulai mengamati posisi gerhana, pagi itu. Secara bergantian, staf BMKG dan masyarakat turut menyaksikan gerhana dengan menggunakan teleskop ini.

Di Kabupaten Banggai, ada dua lokasi pusat pengamatan gerhana. Pertama, di Pulau Dua Balantak dan lokasi pengamatan yang berada di Lalong.

Lalong berada di pusat kota. Banyak warga setempat dan wisatawan mancanegara setempat menyaksikan gerhana matahari di Luwuk. Untuk shalat gerhana, warga setempat melaksanakan di masjid Agung dan masjid-masjid lainnya.


Saya tidak lagi ke Lalong. Bila ke Lalong hanya akan menyaksikan gerhana matahari total di perjalanan. Dari depan Kantor BMKG Bubung, saya mengarahkan teleskop ke matahari dan bulan yang hampir menutupi piringan matahari.

Untuk mengabadikan momen ini saya menggunakan kamera pada telepon genggam Asus yang diarahkan pada eyepiece.

Namun, hasil jepretan kurang memuaskan . Waktu yang sangat terbatas saat tiba bandara dan menunggu peralatan di bagasi, kemudian memasang satu per satu peralatan teleskop yang membuat pemotretan menjadi tidak fokus.

Jam menunjukkan pukul 08.40 Wita. Lewat sedikit, piringan matahari sudah tertutupi piringan bulan. Inilah gerhana matahari total di Luwuk.

Keselurahan langit di atas Luwuk cerah dan ceria. Petugas serta  staf BMKG bersama warga yang menyaksikan gerhana matahari melepas filter atau kaca mata gerhana yang digunakan.

Mata memandang langsung dengan mata telanjang. Suasana di tempat itu mulai gelap, seperti saat menjelang terbenamnya matahari.Bulan terlihat gelap dan ada pancaran cahaya dari bulatan itu.

Sungguh indah dan menakjubkan. Matahari, bulan dan bumi dari lokasi di Luwuk sejajar. Matahari, dengan lintasan bulan dan garis edar bumi pada satu posisi.

“Gerhana matahari total di Luwuk dua menit 51 detik,” kata forecaster (prakirawan) BMKG Luwuk, Ali Mustapa (39) kepada saya. Selain Ali staf BMKG yang ada saat itu, Isakandar dan Rana Nikmati.

Semua yang menyaksikan gerhana matahari total di depan kantor BMKG memotret hanya dengan menggunakan kamera yang ada pada telepon genggam. Karena itu, bulan yang seharusnya gelap, masih terlihat putih.

Kota Luwuk adalah ibukota Kabupaten Banggai, berada di pesisir Selat Peling.  Kebanyakan masyarakat begitu antusias menyaksikan gerhana ini. Mereka menggunakan filter seadanya yang berasal dari bekas rol film dan rontgen. “Filter N.D 5,0 tidak ada di sini, hanya bapak (penulis) yang bawa,” kata Ali.

Setelah melewati durasi totalitas, pandangan ke matahari tidak lagi dilakukan dengan mata telanjang. Total durasi gerhana di Luwuk selama dua jam 37 menit, hingga pukul 10.07 Wita. “Perkiraan kontak ke empat pukul 10.07 sesuai perkiraan,” kata Ali yang terus mengamati pergerakan gerhana matahari dari pesisir Selat Peling, Luwuk.  (Verrianto Madjowa/ nationalgeographic.co.id )

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini