TRIBUNNEWS.COM, GUANGZHOU - Bagaimana rasanya berada dalam gelembung kristal tembus pandang di ketinggian 455 meter, saat kota dan bumi terasa mengambang di bawah kaki?
Sensasinya bisa Anda buktikan sendiri dengan menjajal bubble tram di Canton Tower, Guangzhou, Guangdong China.
Wahana ini merupakan kincir ria (ferris wheel) horizontal tertinggi di dunia.
Bubble tram ini bergerak di atas jentera yang melingkari pinggiran Canton Tower.
Memiliki tinggi 600 meter, Canton Tower merupakan menara tertinggi di China, dan tertinggi ketiga di dunia.
Canton Tower sebenarnya adalah sebuah menara televisi, yang dengan cerdasnya ‘disulap’ menjadi wahana hiburan yang tak biasa.
Bubble tram hanya satu dari beragam wahana yang ada di tempat ini.
Tapi sebelum menjajalnya, mari kita kenali dulu bangunan unik yang mengantongi beragam rekor dunia ini.
Inspirasi pinggul Xio Man nan seksi
Canton Tower yang mulai beroperasi bersamaan dengan pembukaan Asian Games XVI di Guangzhou 2010, didesain oleh arsitek asal Belanda, Mark Hemel.
Berbeda dari kebanyakan menara televisi yang berbentuk lebar di bagian bawah dan menyempit di bagian atas, Canton Tower justru meramping di bagian tengah, seolah memiliki pinggang.
Ya, Hemel memang terinspirasi dari lekuk tubuh seorang perempuan ramping dengan gaya elegan.
Maka jadilah potongan Canton Tower bak perempuan seksi yang bergerak anggun, menggerakkan pinggul dan menoleh ke belakang.
Penduduk setempat menjuluki bangunan ini sebagai “Pinggang Xiao Man”.
Xiao Man adalah seorang perempuan penghibur yang termasyhur berkat pinggul indahnya, yang menjadikannya geisha paling top di seantero Tiongkok pada era Dinasti Tang (618-907).
Di malam hari, Canton Tower bermandikan cahaya lampu aneka warna.
Tubuhnya yang jangkung dengan postur cantik, membuatnya paling menonjol di antara gedung-gedung tinggi lain yang juga bertabur lampu.
Tak heran, di antara banyak bangunan cantik dan unik di Guangzhou, menara TV inilah yang menjadi icon kota Guangzhou.
Canton Tower, yang merupakan menara televisi tertinggi di Asia, masih berfungsi sebagai menara televisi.
Di bangunan ini pula Guangzhou TV berkantor.
Namun, sebagian besar area bangunan ini merupakan wahana hiburan yang mengasyikkan, dan jarang ditemui di tempat lain.
Untuk menuju ke beberapa wahana dan objek di menara ini, pengunjung akan menaiki lift berkecepatan tinggi.
Awalnya kami agak kuatir juga, namun ternyata lift bergerak stabil, nyaris tanpa getaran.
Hanya kuping merasakan sedikit tekanan akibat naiknya tekanan udara seiring ketinggian yang dicapai lift.
Sekarang, ayo menuju area bubble tram yang menjadi tujuan utama kita.
Bergulir di pinggir menara tertinggi di Asia
Arena bubble tram berada di ketinggian 455 meter.
Jika berkunjung di hari libur atau di akhir pekan, bersiap-siaplah mengantre beberapa jam.
Antrean berawal dari dalam gedung, terus mengular hingga ke teras outdoor.
Jangan lupa pakailah jaket tebal, syal atau penutup kepala. Guangzhou memang kota dingin.
Saat saya berkunjung, akhir Februari lalu, suhunya sekitar 8-10 derajat celcius.
Ditambah hembusan angin, udara terasa kian menusuk.
Di arena ini terdapat 16 ‘gelembung kristal’ tembus pandang yang masing-masing berkapasitas 4-6 orang setiap kapsulnya.
Ke-16 kereta yang bagian bawahnya dicat oranye itu bergulir di atas rel yang dipasang di pinggiran menara dengan kemiringan 15 derajat.
Kereta gelembung ini bergulir pelan di atas jentera dengan durasi sekitar 20 menit.
Dari dalam kapsul yang bergulir santai itu, terhampar pemandangan kota Guangzhou dari segala penjuru.
Guangzhou yang berlumuran cahaya lampu tampak begitu memukau dari ketinggian.
Ya, Guangzhou memang sangat cantik di malam hari.
Ini berkat “Kebijakan Topi” yang diterapkan pemerintah setempat, yang mengharuskan semua gedung dihiasi lampu di malam hari.
Maka saat matahari tenggelam, ibukota Provinsi Guangdong ini bermandikan cahaya lampu warna warni.
Di pandang dari ketinggian, tampak indah dan terasa romantis.
Dari dalam gelembung kristal, tampak pula Sungai Mutiara (Pearl River) yang meliuk tenang membelah kota, berkilau diterpa cahaya lampu dan pantulan sinar bulan yang sedang purnama malam itu.
Seorang teman yang takut ketinggian, naik dengan ragu setelah dibujuk kiri kanan.
Ternyata hanya butuh dua tiga menit, rasa takutnya menguap.
Agaknya, “kegilaan” berfoto dan selfie yang sontak melanda penghuni tram, menular dan membuatnya melupakan rasa takut.
Ingin merasakan sensasi bergulir di pinggiran menara tertinggi ketiga di dunia ini? Catat, wahana bubble tram ini buka dari pukul 17 – 22 waktu setempat.
Waktu Guangzhou satu jam lebih cepat dibandingkan waktu Indonesia bagian barat.
Berapa biayanya? Harga tiket bubble tram untuk satu kali putaran adalah 130 yuan (sekitar Rp 285.000) per orang.
Ini belum termasuk biaya masuk ke Canton Tower sebesar 150 yuan per orang (sekitar Rp 330.000).
Sumber: Kontan/Mesti Sinaga