Apalagi tempat kuliner yang menampilkan makanan khas Taiwan yang lezat masih sangat jarang ditemui di sini.
Hampir mayoritas menunya diangkat dari khasanah kuliner asal negeri Formosa itu," ungkap Tia.
"Pasti banyak yang bertanya kenapa lebih pilih camilan, dessert, dan minuman sebagai menu utama. Sederhana saja jawabnya, karena kami ingin menjadikan tempat ini sebagai tempat nongkrong anak muda," sambungnya menjelaskan.
Bicara menu andalan, jelas Tia, salah satunya adalah Black Bao.
Makanan ringan khas Taiwan ini terbentuk dari komposisi bakpao hitam berbentuk pipih yang dikombinasikan dengan dua pilihan isian di tengah/toppingnya.
Di antaranya rasa pedas teriyaki yang terdiri dari saos pedas, ayam goreng, kacang, keju, dan mayonise.
Dia menambahkan, untuk pilihan kedua adalah isian fillet ayam goreng yang komposisinya potongan ayam, wortel, rumput laut, saos teriyaki, wijen, dan mayonise.
Sedangkan untuk harga per porsinya, hanya Rp 34 ribu saja.
"Kalau tampilan fisiknya, seperti bakpao hitam diberi topping di atasnya. Tapi untuk makannya, bakpao dilipat dan jadilah topping sebagai isiannya, unikkan. Makan seporsi saja dijamin pasti kenyang. Kalau untuk rasanya, cenderung lembut, chruncy, pedas, dan beraroma rempah yang menggoda," ujarnya berpromosi.
Selain Black Bao, kata Tia, makanan ringan yang tak kalah lezatnya adalah Spicy Chicken Wonton.
Kuliner ini bisa disebut sebagai ikonnya makanan yang popular di negeri asalnya.
Spicy Chicken Wonton sendiri adalah penganan rebusan pangsit ayam yang diolah dengan aneka bumbu rempah berkonsep rumahan.
Menurutnya, satu porsi menu ini berisi lima rebusan pangsit. Sehingga bisa dikonsumsi 1-2 orang.
Selain itu dipadukan dengan kaldu ayam, potongan cabai merah, dan kacang sebagai toppingya.