TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Festival Pesona Cirebon 2016 masih cukup jauh, masih 31 Maret – 2 April 2016.
Tetapi atmosfer kegiatan yang bakal menonjolkan aktivitas bahari, budaya dan kuliner khas pesisir itu sudah mulai menggaung di mana-mana.
Usut punya usut, ternyata rencana besar itu sudah menyebar ke jaringan kota-kota kerajaan se-Nusantara. Mereka juga berniat hadir dan merasakan sensasi festival itu di Kasepuhan Cirebon.
“Cirebon ini sangat strategis. Potensi wisatanya lengkap, punya budaya, alam, religi, kuliner dan sejarah yang kuat. Saya sudah meminta Sultan Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat dan beliau setuju untuk mengundang sultan atau raja-raja se-Nusantara. Kami siap mendukung promosi ke seluruh Indonesia dan luar negeri, terkait festival ini,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Raseno Arya, akhir minggu lalu.
Faktanya, Cirebon memang punya segalanya. Saat mendengar Cirebon, pikiran langsung menerawang ke Kota Udang, Batik Trusmi, Nasi Jamblang, Empal Genthong, Tahu Genjrot, Kraton Kasepuhan, Gua Sunyaragi, Sunan Gunung Jati. Semua tidak ada yang salah. Semua khas Cirebon.
Nah, kekayaan inilah yang ingin diangkat Kemenpar. Kemenpar ingin, Cirebon juga ikut dikenal dunia.
Hal yang sangat mungkin bisa diraih mengingat dari sisi transportasi, jalur daratnya sudah bisa dilalui tol Cipali. Belum lagi akses rel kereta doble track Jakarta-Cirebon, Yogyakarta-Cirebon dan Semarang-Cirebon. Setidaknya ada 200 perjalanan kereta yang melintasi kota Cirebon.
Kemudahan akses tadi juga diimbangi dengan kesiapan akomodasi. Hingga akhir 2015, pertumbuhan hotel di Cirebon meningkat sangat tajam. Dalam kurun dua tahun, hampir 200 hotel berdiri di wilayah Cirebon.
“Karenanya targetnya pun harus tinggi. Festival Pesona Cirebon ini saya yakin bisa menembus angka 2 juta pengunjung,” tutur Esthy.
Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat terlihat antusias. Semangatnya makin menyala. Dari paparannya, pihaknya sudah menyiapkan beragam agenda menarik untuk memanjakan wisatawan yang datang. Dia optimistis, Festival Pesona Cirebon 2016 bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Cirebon.
“Pada 31 Maret 2016, kami siap menyajikan gamelan renteng di Keraton Kasepuhan, seminar pariwisata di Waterland, juga pagelaran seni di panggung budaya Sunyaragi. Untuk 1 April 2016, ada penampilan renteng dan jaran lumping di Pesanggrahan Sunyaragi, seni hadaroh di Srimanganti Keraton Kasepuhan, dan seni gembyung di Astana Gunungjati,” ungkap Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat.
Masih di hari yang sama, Sultan juga ikut menyiapkan lomba dayung, perahu hias dan “ngejala” di Pantai Waterland. Setelah itu, ada pagelaran kesenian di panggung budaya Sunyaragi. Dan pada 2 April 2016, acara akan ditutup dengan penampilan buroq dan sisingaan di Pesanggrahan Sunyaragi, seni gembyung di Astana Gunungjati, dan aneka tarian Cirebon di Srimanganti.
Menpar Arief Yahya menyambut gembira rencana Festival Cirebon itu. Memperkuat cultural value dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon, sebagai salah satu pusat kebudayaan, kesenian, kuliner, dan juga kota bahari yang kuat di zamannya. Cultural Value itu juga haru memberikan dampak terhadap commercial value, karena itu ke depan harus dipikirkan model pendekatan pariwisata yang baik dan sustainable.
“Cirebon itu sudah kuat di budaya. Sudah tidak perlu diragukan lagi atraksi dari sisi ini. Tetapi budaya saja tidak cukup, harus ditemukan commercial value-nya, sehingga menghasilkan kombinasi yang serasi, dan menjadikan Cirebon sebagai salah satu destinasi baik. Apalagi jaraknya dengan ibu kota, pusat market pariwisata sangat dekat?” ungkap Arief Yahya.