Ada area yang lapang dan tidak sedikit pula area goa yang sempit hingga melewatinya harus merayap.
Belum lagi jika ke sana bersama rombongan, waktu penelusuran bisa lebih lama karena harus mengantri di lorong yang sempit.
Ia menuturkan penamaan Goa Batu Rijal bukan tanpa alasan, melainkan harus menambah "kewaspadaan" karena ada penduduk yang meninggal bernama Rijal di dalam goa tersebut.
"Meninggal karena apa masih simpang siur, intinya nama goa dinamakan nama penduduk yang meninggal tersebut karena dialah yang memandu dan menunjukkan pertama kali keindahan goa tersebut," jelasnya.
Perjalanan dalam goa bisa memakan waktu selama 30 menit, namun untuk mencapai mulut gua butuh 2 jam tracking melewati kebun penduduk, hutan rimba dengan semak belukar yang lebat hingga tanah terjal yang harus dituruni berhati-hati.
Jadi bisa dibayangkan bukan, bagaimana usaha untuk menikmati keindahan gua yang masih perawan dan belum banyak dikunjungi ini.
Untuk menemukan goa di tengah hutan belantara Taman Nasional Gunung Leusur ini, anda harus menggunakan jasa tenaga profesional yakni pemandu untuk mencapai goa dan membantu anda saat memasuki goa.
Jika rombongan perorang bisa hanya Rp 40 ribu, tapi jika kurang dari 5 orang bisa lebih mahal mencapai Rp 60 ribu perorang.
Untuk bekal sebaiknya pengunjung membawa makanan dan minuman yang cukup karena rute menuju Goa Batu Rijal berada di dalam hutan dna jauh dari rumah penduduk apalagi jualan.
Untuk menginap, sebaiknya mengikuti panduan pemandu atau penduduk sekitar.
Boleh mendirikan tenda atau camping jika dirasa safery dan diberi izin.
Tapi sebaiknya menginap di penginapan sekitar sungai Bukit Lawang.
Bukit Lawang dapat ditempuh dengan sepeda motor atau dari Kota Medan. Dilanjutkan melewati Kota Binjai dan Bahorok dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam dari Kota Medan.
Fasilitas di Bukit Lawang meliputi pondok-pondok wisata bernuansa alami dengan tarif bervariasi antara Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 500.000 per malam.