News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Bali

Pantai Keramas: Surga Baru Para Peselancar di Bali, Ombak dan Keindahannya Jadi Primadona 

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Keramas.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Pantai menjadi obyek wisata andalan di Bali.

Setelah Pantai Kuta yang kesohor, lalu Pantai Sanur, Pantai Lovina, hingga Pantai Pandawa yang sedang naik daun.


Pantai Keramas. (Tribun Bali/Ayu Dessy)

Kini ada satu lagi pantai yang layak menjadi destinasi, yakni Pantai Keramas.

Seperti Kuta, pantai ini juga bisa menjadi surga baru bagi para surfer (peselancar).

Seperti namanya, pantai ini berada di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Pantai ini mudah ditemui karena berada di jalur Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra.

Waktu yang ditempuh untuk mencapai lokasi pantai ini hanya sekitar 40 menit perjalanan dari pusat Kota Denpasar atau 1 jam 30 menit dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.

Pengelolaan mulai tertata baik, bisa dilihat dari akses jalan yang sudah diaspal sehingga lebih memudahkan pelancong yang membawa kendaraan.

Areal hijau persawahan warga setempat menjadi daya tarik tambahan saat mengunjungi pantai ini.

Deretan nyiur melambai menambah kesan asri.

Kondisi Pantai Keramas memang belum seramai pantai-pantai yang ada di kawasan Kuta dan sekitarnya.


Namun itu tidak mengurangi ekstosisme yang dimiliki pantai berpasir hitam ini.

Pasir hitam halus yang berpendar ketika disinari sang surya.

Beberapa pengunjung memilih melepaskan alas kaki mereka, berjalan merasakan permukaan pasir hitam dan buih-buih ombak yang menepi.

Para peselancar bertubuh atletis dengan gagah membawa papan selancar andalannya.

Ya, Pantai Keramas merupakan satu dari sekian pantai di Bali yang menjadi primadona bagi para surfer, baik yang pemula maupun profesional.

Tak ayal Pantai Keramas disebut sebagai surganya peselancar karena gulungan ombaknya yang cukup tinggi.

“Banyak yang surfing di sini. Ombaknya bagus dan tidak ada batu-batu karang yang bisa membahayakan si surfer. Bahkan ada yang sampai malam surfing-nya,” ungkap Made Sena (36), seorang warga lokal yang sering berkunjung ke Pantai Keramas untuk jogging.

Di sini pengunjung bisa menyaksikan kepiawaian para peselancar menaklukan ombak dengan papannya.

Memilih dengan seksama ombak mana yang tepat untuk memulai aksinya.

Lalu berdiri di atas papan, meliuk-liuk seakan menari dengan gulungan ombak besar.

Satu pemandangan cukup unik terjadi ketika ratusan bebek beriringan, berjalan cepat dengan mengeluarkan suara ‘kwek kwek’ khasnya.

Dua orang peternak ikut berjalan di belakang barisan bebek, mengarahkan agar bebek tetap berada di barisannya.

Sontak kehadiran hewan unggas ini menarik perhatian beberapa wisatawan.

“Ha..ha..ha. Saya tidak pernah melihat bebek sebanyak ini berjalan di tepi pantai. Lihatlah, pasir penuh dengan jejak kaki bebek-bebek itu,” kata Mark sambil tertawa.

Pantai Keramas memang menyuguhkan keelokan tersendiri.

Meski tidak menghadap ke arah barat, namun saat menjelang sore hari, semburat warna senja di langit Pantai Keramas turut menjadi pemandangan yang memikat.

Kombinasi warna oranye, merah muda, ungu, biru menciptakan gradasi warna yang harmonis.

Kepopuleran Pantai Keramas sebagai destinasi bagi para surfer dan keindahan panorama yang disajikan membuat infrastruktur di sekitar pantai mulai berkembang.

Bisa dilihat dari keberadaan akomodasi penginapan, warung, hingga beach club sudah menjadi fasilitas di tempat ini.

Bersihkan Tubuh dan Pikiran

Tidak hanya dikenal dengan destinasi favorit bagi peselancar dunia, keberadaan Pantai Keramas juga memberikan kehidupan bagi warga sekitarnya.

Nelayan adalah satu di antara pekerjaan warga untuk menghidupi keluarga dan membuat asap dapurnya terus mengepul.

Pak Ketut, begitu seorang warga disapa mengaku sudah puluhan tahun mencari ikan di sepanjang Pantai Keramas.

Sore itu, ia memancing ikan dengan alat sederhana berupa umpan dan tali pancing panjang yang digulung seperti tali layang-layang.

“Saya lagi nyari ikan yang kecil-kecil. Sekarang agak susah buat mancing. Sedikit dapat ikan,” keluhnya.

Cerita lain yang ada di Pantai Keramas adalah pantai ini juga dijadikan kawasan suci bagi umat Hindu untuk melakukan pembersihan diri atau yang biasa disebutmelukat.

Tak heran terdapat cukup banyak sisa-sisa sesajen yang dihaturkan untuk Sang Pencipta.

Setelah sesajen dihaturkan dengan mengucap mantra dan doa, beberapa umat Hindu mulai menuju ke air pantai untuk membasuh tubuh dan wajahnya.

Tak hanya membersihakan raga, namun juga jiwa dan pikiran. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini