Ian, pemandu menuturkan, Goa Batu Payung masih jarang dikunjungi sehingga akses ke sana sangat banyak semak belukar yang harus ditebang.
"Goa Batu Payung berada di kawasan ladang atau tanah penduduk yang kebetulan punya abang saya. Kalau wisatawan yang datang biasanya harus izin dulu dengan pemilik atau minimal menggunakan jasa pemandu penduduk yang kenal dengan pemilik," jelasnya.
Menurutnya, Goa Batu Payung memiliki keunikan pada batunya yang besar dan mengerucut dari besar di atas dan kecil di bawah.
Anda bisa berteduh dari panas dan hujan di bawahnya.
"Tapi kalau untuk menjelajah ke dalam perut bumi atau dalam goa tidak direkomendasikan karena sangat sempit dan berkelok sehingga kebanyakan harus turun menggunakan tali atau merayap pada batu goa," tambahnya.
Muhammad Sahbany, wisatawan menuturkan, eksplore wisata alamnya sangat memuaskan karena kawasan hutannya masih rimba dan dihuni binatang monyet hingga orang utan.
"Kalau orang utan atau monyet kawasan Bukit Lawang sudah jinak, lihat pendatang langsung mendekat minta makan. Kalau di sini ya orang utan dan monyetnya cuek aja kalau ada pendatang, jadi tidak perlu bawa makanan pun puas memandangi monyet tanpa harus takut dikejar atau dikerumuni," tambahnya.