Selama ini, Mentawai sudah dikunjungi oleh 8.000 wisman dan 2.000 wisnus. Jumlah wisman lebih banyak daripada wisnus.
“Nanti, kalau direct flight dari Jakarta, dengan harga tiket sekitar Rp 600 ribuan, itu baru bisa diandalkan. Orang Jakarta disuruh transit lalu menyeberang 3 jam, sudah hampir pasti susah,” jelasnya.
Menpar juga meminta Bupati dan Gubernur menyiapkan kawasan minimal 300 hektar untuk membangun sustainable tourism development (STD). Jika itu lahannya pemda, akan lebih mudah.
“Karena rumusnya destinasi adalah 3A, atraksi, akses dan amenitas. Atraksi sudah kuat, akses sedang dicarikan solusi, dan amenitasnya harus dibangun,” kata Arief Yahya. Di situlah yang akan dibangun amenitas untuk percepatan pembangunan destinasi tersebut.
Dalam STD itu, ada tiga hal yang harus di-create. Rumusnya ECE, environment, community dan economic. Karena itu Menpar Arief Yahya sering menggunakan istilah “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan.”
Environment harus dilestarikan, masyarakat atau community harus diberdayakan, ujungnya adalah kesejahteraan atau economic value.
“Masyarakat harus happy, kalau tidak, itu akan tidak akan sustainable,” paparnya.
Bahkan Menpar sudah memiliki bayangan akan skema bisnis yang sangat cantik, dimana masyarakat dilibatkan sebagai stakeholder atau pemegang saham yang non diluted.
Saham yang dimiliki masyarakat itu tidak akan terkurangi persentasenya, meskipun ada injeksi penambahan modal.
“Devidennya dialokasikan untuk tiga hal saja. Pertama, kesehatan. Kedua, pendidikan. Ketiga, baru perumahan untuk masyarakat,” sebut Arief Yahya.
Launching Festival Pesona Mentawai 2016 itu juga dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit dan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet.
Ada tarian tradisional Turuk Langgai, yang ditampilkan dengan penari-penari bertatto yang khas Mentawai. Tetabuhan musiknya juga cukup unik dengan bongo dan alat-alat tradisional.
"Tattoo Mentawai itu konon, tattoo tertua di dunia." selorohnya.