“Kuah pindangnya saya dapat dari langganan dan dia yang membuatnya. Karena kalau bikin kuah pindang itu memerlukan banyak ikan. Saya pernah bikin pakai dua kilo ikan tapi tetap tidak terasa. Jadi saya pesan dari langganan dan rasanya cocok,” kata wanita yang disapa Gek Sakha itu.
Tribun Bali/Ayu Dessy
Kualitas dari kuah pindang yang mampu membuat rujak ini terasa istimewa.
Bagaimana menghasilkan kuah dari ikan agar tidak terasa amis, tetapi gurih dengan rasa asin yang khas.
Rujak kuah pindang bisa digabung dengan berbagai buah.
Buah yang favorit seperti mangga muda, bengkuang, kedondong, dan sebagainya.
Selain rujak kuah pindang, jangan lewatkan untuk mencoba rujak bulung boni.
Bulung boni adalah sebutan untuk rumput laut.
Bulung boni sangat nikmat dijadikan rujak dan ditambah dengan kuah pindang.
Gek Sakha menuturkan, bulung boni ia dapatkan setiap hari sehingga kondisinya tetap fresh.
“Bulung boni kita beli yang segar lalu dicuci sampai bersih. Bumbunya gampang banget. Cuma kelapa, lengkuas, cabai, terasi, jeruk limau, dan kuah pindang,” jelasnya.
Bulung boni bentuknya seperti ranting cemara, bergerigi di bagian luarnya tapi berukuran kecil sepanjang jari tangan.
Yang membuat rasa dari rujak bulung boni spesial adalah pemakaian parutan kelapa yang dibakar atau dipanggang.
Lalu ditambahkan dengan bahan lainnya dan terakihir disiram dengan kuah pindang.
Aroma wangi dari parutan kelapa, lengkuas, dan jeruk limau siap memanjakan indera penciuman dan membuai lidah bagi yang mencicipinya.