News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Jatim

Teluk Banyu Biru, Surga Tersembunyi di Banyuwangi, Indah dan Eksotis

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teluk Banyu Biru.

TRIBUNNEWS.COM, SURYA - Tak salah bila Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, terus mempromosikan potensi wisata di daerah yang berjuluk Sunrise of Java itu.

Banyak potensi wisata yang tersimpan dan masih liar.

Di antaranya Teluk Banyu Biru (Blue Bay), yang terletak di Muncar Banyuwangi.

Sekali ke sana, Anda akan ingin datang kembali.


Teluk Banyu Biru. (Surya/Ook)

Tidak banyak yang tahu di mana Teluk Banyu Biru.

Bahkan masyarakat Banyuwangi sendiri tidak banyak yang telah berkunjung ke sana.

Justru mayoritas warga luar Banyuwangi yang telah menginjakkan kakinya di Teluk Banyu Biru.

Di Teluk Banyu Biru, Anda bisa snorkeling atau diving untuk menikmati indahnya potensi bawah laut.

Terumbu karang yang masih asri dikelilingi oleh ikan-ikan kecil berwarna-warni, akan tersaji di sini.

Selain itu, Anda juga bisa melihat indahnya mangrove, rumah ikan, dan lobster.

Bagi yang suka mancing, juga bisa. Jika beruntung, Anda juga bisa melihat mutiara di tempat penakaran mutiara.

Banyak spot-spot wisata di sini.

Mulai dari pantai yang dangkal untuk senorkling, dan tempat yang dalam untuk diving.


Teluk Banyu Biru. (Surya/Ook)

Butuh perjuangan ekstra untuk tiba di Teluk Banyu Biru.

Anda harus berangkat sekitar pukul 05.00 pagi dari Pelabuhan Muncar Banyuwangi menuju Teluk Banyu Biru.

Ingat, berangkat pagi hari. Lebih pagi lebih baik.

Karena Butuh waktu tiga jam perjalanan laut mengendarai perahu nelayan, untuk tiba di Teluk Biru.

Dengan demikian, untuk perjalanannya saja, dibutuhkan waktu enam jam menggunakan perahu nelayan.

Mengapa harus pagi? Karena jika terlambat, perjalanan pulang akan disertai ombak yang mulai tinggi.

Sepanjang perjalanan, Anda akan menikmati panorama gugusan karang yang memanjakan mata.

Jika dinaungi keburuntungan, Anda juga bisa melihat elang liar yang mencari makan di laut.

”Perjalanannya sangat panjang, karena itu disarankan untuk menginap di Muncar, agar tidak terlambat,” kata Ismail, Ketua Kelompok Pengawas Nelayan.

Teluk Banyu Biru belum banyak tersentuh oleh Pemkab Banyuwangi.

Tempat wisata ini masih dikelola secara mandiri oleh para nelayan Muncar.

Masyarakat nelayan kini mulai peduli dengan potensi lautnya.

Tidak hanya sekadar mencari keuntungan dari wisata Teluk Banyu Biru, namun mereka juga menjaga kelestarian laut.

Itulah mengapa wisatawan tidak bisa langsung menuju ke Teluk Banyu Biru, harus memesan jauh-jauh hari.

Selain karena perjalanan menuju Teluk Banyu Biru membutuhkan waktu yang lama, wisatawan wajib didampingi oleh pemandu dari nelayan Muncar.

”Biaya dari wisatawan yang datang ke sini, kami kembalikan untuk melestarikan laut,” kata Ismail,

Ismail mengatakan, wisatawan yang datang diwajibkan untuk turut serta bersama-sama melestarikan potensi Teluk Banyu Biru.

Untuk ke Teluk Biru, minimal 10 orang dan maksimal 30 orang.

Satu orang dipatok tarif Rp 185.000.

Biaya ini terbilang sangat murah, karena wisatawan akan dilayani selama berada di Teluk Banyu Biru.

”Sebenarnya untuk biaya operasional, menghabiskan Rp 225.000 per orang. Tapi kami potong Rp 40.000,” kata Ismail.

Dengan hanya Rp 185.000, wisatawan mendapatkan fasilitas menginap, makan, sewa perahu, bekal selama perjalanan, dan sewa peralatan senorkling.

Pulang, wisatawan juga bisa membawa oleh-oleh khas Muncar.

Malam hari sebelum berangkat, pengunjung disediakan penginapan di Dinas Kelautan Jatim yang terletak di Pelabuhan Muncar.

Selama menginap, pengunjung diberi pengarahan terlebih dahulu.

Mereka diberi gambaran apa saja yang ada di Teluk Banyu Biru, dan apa yang akan dilakukan di sana.

Tidak hanya akan menikmati keindahan laut, wisatawan juga diberi kesempatan untuk menabur benih aneka jenis lobster.

”Lobster-lobster yang kecil-kecil itu kami beli dari tangkapan nelayan. Setelah dibeli, kami taburkan kembali ke laut. Nah, biaya dari wisatawan itu yang kami gunakan untuk membeli lobster-lobster dari nelayan,” kata Ismail.

Namun, tidak sembarang waktu bisa ke Teluk Banyu Biru.

Biasanya April hingga September, tempat wisata ini ditutup. Ini karena pada bulan-bulan tersebut, ombak sangat besar bisa mencapai tiga meter lebih. (ook)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini