Selain itu, kedai ini juga menyediakan opsi topping buah-buahan segar, seperti strawberry, kiwi, jagung, hingga kismis.
Menurut Arief, pilihan topping buah tersebut disediakan agar pelanggan tidak merasa enek dengan manisnya topping premium.
“Agar tidak enek, atau bisa juga jadi pilihan martabak yang lebih sehat buat pembeli,” ujar Arief kepada KompasTravel saat ditemui di kedainya, Rabu (13/4/2016).
Arief memperlihatkan cara membuatnya, menurutnya salah satu kunci martabak ialah ada di insting si pembuat saat menuangkan adonan hingga mengangkatnya dari loyang.
Adonan bercampur matcha pun dituangkan ke dalam loyang dengan panas api yang sudah merata.
Sekitar lima hingga delapan menit, adonan yang sudah menghijau dioleskan margarin, ditaburi parutan keju tipis, setelah itu baru diberi aneka topping.
KompasTravel mencoba hidangan paling favorit dari Martabak Boy, yaitu martabak delapan rasa dengan kulit green tea.
Topping Silver Qween, crackers, Ovomaltin, cokelat kacang, Timtam, keju, Kitkat, Oreo Gold pun menutupi hijaunya adonan.
Lembutnya kulit martabak dengan sensasi matcha yang sedikit pahit, dan lengketnya topping bercampur di mulut.
Adonannya memang tidak garing, tapi sangat lembut, dengan diameter 22 centimeter untuk yang mini dan 26 untuk yang porsi besar.
Arief menjamin kualitas martabaknya, ia mengatakan bahwa jika disimpan satu hari satu malam martabaknya masih akan tetap lembut.
Resep dan teknik memasak yang sudah ia pelajari selama tiga bulan lah yang menjadi kunci kenikmatannya.
Ia sendiri merupakan maniak martabak sejak masih di bangku sekolah.
“Saya jamin kualitas martabaknya, bukan hanya dari rasa toppingnya saja, tapi semuanya menggunakan bumbu dan teknik yang sudah saya pelajari,” ujar Arief.