Dik Tan mengatakan, ide tersebut muncul dari lumpia rebung yang banyak ditemui di Kota Semarang. Tiga tahun yang lalu ia berekseprimen mencari jenis durian yang pas untuk hidangan tersebut.
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia - Kedai Omah Duren Point yang berlamat di Jalan Sugiopranoto nomor 6, Semarang.
Kedai Omah Duren Point yang dahulu bernama Omah Duren Rubby ini berdiri sejak enam tahun lalu.
Menu olahan durian menggunakan jenis durian monthong.
Namun, untuk hidangan lumpia khusus hanya menggunakan durian petruk asli Jepara.
"Saya hanya menggunakan durian petruk untuk lumpia karena ada cita rasa yang mau saya ambil dari durian ini. Legit atau pulennya dan rasa manis dari durian petruk," ujar Dik Tan.
Ia menambahkan, pada awalnya, ia menggunakan durian lokal asli Gunung Pati Semarang.
Menurut dia, durian tersebut bagus, tetapi panennya masih menggunakan sistem potong sehingga tidak semua durian matang di pohon.
Jadinya, ada durian yang manis, ada pula yang tidak.
Dik Tan memperoleh durian langsung dari rekanannya di daerah Pejompong, Jepara.
Sampai saat ini, ia belum pernah kesulitan memperoleh durian tersebut.
Untuk kulitnya, ia mengatakan, memilih kualitas terbaik yang bisa ditemui di pedagang langganannya di pasar.
Banyak pelanggannya yang berasal dari luar kota membeli lumpia tersebut sebagai alternatif oleh-oleh khas Semarang selain lumpia rebung.
Lumpia duren di Omah Duren Point sendiri dapat dibeli dengan harga Rp 13.000 per butir untuk yang goreng dan Rp 12.000 per butir untuk yang basah.