News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Pesan Kopi di Warung Ini, Jangan Kaget Diladeni Pria Pelontos Bertato, Nggak Pakai Baju Lagi!

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asiang sedang menyiapkan kopi untuk para pembeli. Warung Kopi Asiang terletak di Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat. Uniknya, Asiang melayani pembeli tidak mengenakan baju. Hanya bercelana pendek. (KOMPAS.COM/ I MADE ASDHIANA)

TRIBUNNEWS.COM - Wahai para penikmat kopi, jika Anda datang ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tak perlu risau menyalurkan hasrat minum kopi di kota ini.

Warung kopi bertebaran di Kota Khatulistiwa dan selalu ramai pengunjung.

Salah satu yang unik adalah Kopi Asiang di Jalan Merapi, Pontianak. "Kalau datang ke Pontianak, cobalah minum kopi di Warung Kopi Asiang. Unik, karena penjualnya tanpa baju, hanya bercelana pendek," kata Victor, seorang kawan di Pontianak, Rabu (13/4/2016).

Penasaran, Kamis (14/4/2016) pagi, KompasTravel bersama Ari dari Viva.co.id mencari Jalan Merapi.

Jika Anda menginap di Hotel Santika Pontianak mencari Jalan Merapi sangat mudah. Anda tinggal menyeberang Jalan Diponegoro dan susuri arah kanan untuk mencari Jalan Merapi.


Asiang sedang menyiapkan pesanan untuk para tamu. Warung Kopi Asiang berlokasi di Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat.  (Kompas.com/ I Made Asdhiana)

Ketemu Jalan Merapi, berjalanlah ke dalam. Sekitar 300 meter mata Anda akan menatap ramainya pengunjung duduk di pinggir jalan sambil meminum kopi. Itulah Kopi Asiang.

Yang paling mencolok, jelas penjualnya. Badannya tinggi besar, berkepala pelontos, bertato di badan dan paling jelas, ini yang membuat pengunjung takjub, tidak memakai baju! Cuma mengenakan celana pendek.

Itulah Asiang (62), pemilik warung kopi ini. Tanpa ekspresi, kalau bisa dibilang terkesan sangar, Asiang begitu sibuk melayani pembeli.

Tangan kiri dan kanannya tak pernah berhenti bergerak. Tangannya dengan cekatan menuangkan air ke sebuah wajan besar, meracik kopi, menyiapkan gelas atau cangkir, mengisi susu dan menuangkannya.

Tangan kiri dan kanan Asiang terlihat gesit bergerak. Untuk menyajikan kopi, Asiang mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi ketika menuangkan kopi ke cangkir atau gelas.

Sementara tangan kanan tak kalah sibuk mengaduk dan menyaring bubuk kopi berkali-kali yang dituangkan ke dalam teko.

Kesibukan Asiang merupakan hiburan tersendiri bagi para pengunjung yang baru pertama kali mampir di Warung Kopi Asiang ini. Asiang irit bicara, banyak kerja.

Sekali-kali suaranya menggelegar, "Meja itu sudah belum?" Maksudnya tamu di meja itu sudah dilayani atau belum.

Harap diingat, Warung Kopi Asiang buka pukul 04.00 hingga 13.00. "Kalau pagi, orang habis olahraga pasti mampir ke Asiang untuk minum kopi," kata Daniel, warga Pontianak yang sudah bertahun-tahun selalu menyempatkan diri mampir ke Warung Kopi Asiang.

Daniel menambahkan, kalau ada pejabat penting datang, para pengawal sudah datang terlebih dahulu untuk mengantisipasi keadaan.

Kalau Anda mampir ke Warung Kopi Asiang, pelayanan secara otomatis menanyakan, "Mau kopi hitam atau kopi susu?" atau "Mau kue atau telor?"

Semakin waktu bergerak, pengunjung Warung Kopi Asiang justru semakin bertambah. Asiang yang tanpa bicara dengan mimik serius tetap bekerja meracik kopi, menambah air untuk dipanasi, mengambil cangkir atau gelas.

Pengunjung pun datang silih berganti. Mereka terlihat santai dan bebas berbincang-bincang mengenai topik apa saja. Ada yang membawa teman, relasi atau bersama keluarga. Semuanya tumpah ruah di warung yang setiap pagi dipenuhi pengunjung itu.

Harga yang dipatok Warung Kopi Asiang bervariasi. Kopi hitam Rp 5.000, kopi susu Rp 7.000. Sedangkan untuk aneka kue seperti kue pisang, roti tawar, kue apem dihargai Rp 3.000. Kecuali roti selai Rp 5.000.

Asiang mengaku setiap hari menghabiskan 10 kilogram kopi untuk sekitar 300 gelas dalam melayani pembeli yang mampir ke warungnya.

Setiap pengunjung yang keluar masuk warungnya, Asiang seakan-akan tak peduli. Lelaki berkepala pelontos ini tetap sibuk bekerja, mengaduk, menyaring dan menuangkan kopi sesuai pesanan yang disampaikan pelayan warung.

Kadang-kadang pengunjung pasti berpikir, kapan Asiang ke belakang, katakanlah untuk ke toilet barang sejenak.

Pasalnya, sulit menemukan Asiang dalam situasi santai. Tangannya terus sibuk bekerja.

Kadang-kadang saja, sambil sibuk menyiapkan kopi, Asiang menoleh kepada tamu yang sudah membayar sambil mengucapkan, "Kamsia..."

Selanjutnya, Asiang kembali sibuk mengaduk, menyaring, dan menuangkan kopi...  (I Made Asdhiana/ Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini