"Kursus kan itu minimal dua bahasa. Salah satunya saya pilih Indonesia. Kenapa? Karena saya muslim, ada keturunan melayu, dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling gampang untuk dipelajari," tuturnya.
Ismail merupakan satu di antara ratusan pemandu wisata Thailand yang fasih berbahasa Indonesia.
"Jumlahnya itu sekitar 200 orang yang sangat fasih berbahasa Indonesia dan mayoritas memang orang Thailand Selatan. Untuk logatnya, tergantung yang ngajar," katanya.
Kepiawaian pemandu wisata Thailand dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia memang dijadikan strategi pemerintah setempat dalam mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Indonesia.
Marketing Manager TAT Jakarta, Indra Nugraha, yang turut mendampingi dalam perjalanan ini menyebut, pada 2015 jumlah kunjungan wisatawan asal Indonesia mencapai 550 ribu orang.
Tahun ini, kata dia, diprediksi mengalami peningkatan seiring dengan keseriusan pemerintah setempat menggarap potensi wisata di Thailand. Termasuk wisata yang halal dinegara yang penduduknya mayoritas Buddha itu.
"Perkembangan wisata halal di Thailand itu sejak lima tahun lalu. Namun betul-betul siap sekitar tiga tahun belakangan," kata Indra. Sebagai negara mayoritas muslim dan padat penduduk, Indonesia merupakan pasar potensial bagi Thailand.
Saat ini Indonesia masih berada di urutan ke-16 dalam hal jumlah kunjungan turis ke Thailand. "Yang terbesar itu dari China. Disusul Malaysia, Korea, dan Jepang," ujarnya.(*)