TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Azan Magrib sudah lewat barang dua jam lebih. Beberapa minggu lalu, aku lupa pastinya, kusempatkan mampir ke sebuah rumah untuk menemui Pak Agus, orang-orang menyebutnya Pak Uban karena rambutnya putih.
Sejoli paruh baya duduk berhadapan di baris ketiga. Beberapa kali si pria menyeka keringat di dahinya. Begitu juga si wanita. Dua porsi bakmi godok jawa yang mereka kudap tinggal separuh.
Aku memilih meja kosong tak jauh dari sejoli tadi. Melihat mereka makan lahap membuat air liurku hampir tumpah, untung dapat kutahan.
Bakmi godok jawa. Tribunnews.com/Y Gustaman
Pak Agus datang menghampiri, lalu menawarkan, "Mau bakmi godok, bakmi goreng, atau nasi goreng?"
"Bakmi godok aja, jangan pakai lama ya. Minumnya teh tawar anget," aku meminta.
Sejak di Toko Gramedia Matraman aku sengaja tak memenuhi perutku dengan makanan. Dari sana aku ingin menikmati tiap suap bakmi godok jawa di warung Pak Agus yang menguarkan aroma rempah yang membekas di lidah dan menghangatkan tubuh.
Seukuran aku yang bertubuh kurus, berat tak sampai 60 kilogram, tinggi sekira 174 sentimer, perlu taktik untuk menikmati makanan yang menurutku porsinya banyak.
Dugaanku bakal menunggu lama untuk menikmati seporsi bakmi godok meleset. Hanya 10 menit lewat sejak memesan, Pak Agus balik ke mejaku sambil membawa seporsi bakmi godok.
Aku sudah tak sabar. Sebentar saja aroma brambang, bawang putih, kemiri, yang membelit bakmi godok, tercium di hidungku tapi tak menusuk. Kuah bakmi yahud dan kental berasal dari campuran telur. Tinggal mana suka, mau pakai telur ayam atau bebek.
Bakmi godok jawa. Tribunnews.com/Y Gustaman
Oh iya, toping bakmi godok ini bertabur bawang goreng. Ada potongan sayur di sana. Ini yang membuat bakmi godok jawa di sini semakin istimewa, suwiran daging ayam kampungnya besar-besar.
Saatnya ritual mengisi perut dimulai. Sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri bekerja mekanis. Sesuap demi sesuap aku mengudap bakmi, menyesap perlahan dan membiarkan kuahnya menyentuh lidahku. Lega rasanya, enak jadinya.
Selang lima menit, sepuluh menit, keringat menetes. Aku keringatan. Rasa pedas yang meyatu dalam bumbu bakmi berasal dari lada dan sambal. Buat yang suka lebih pedas ada cabai rawit disediakan terpisah plus acar.