Laporan Langsung Wartawan Tribun Deny Budiman di Perancis
TRIBUNNEWS.COM, PERANCIS - Museum Louvre termasuk tempat favorit para pelajar, dan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Prancis. Salah satu alasannya karena mereka bisa masuk ke museum terbesar di dunia tersebut dengan gratis alias tanpa bayar.
Alfian (Pian), mahasiswa S2 jurusan Informatika Universitas Dauphine misalnya, yang mengaku sudah beberapa kali datang ke museum adiluhung ini. Selain Louvre, beberapa museum lain dan gedung bersejarah lain, termasuk Arc de Triumph sang sangat populer di kalangan turis, juga digratiskan untuk para pelajar.
Mahasiswa asal Gorontalo ini cukup memperlihatkan kartu pelajar kepada petugas tiket, dan bisa melengggang masuk dengan leluasa. Sedang pengunjung biasa harus merogoh kocek senilai 15 euro atau sekitar Rp 226 ribu untuk bisa menikmati puluhan ribu karya seni di sana.
“Setahu saya mereka yang menunjukkan kartu pelajar, mulai dari kalangan sekolah dasar sampai mahasiswa bisa gratis masuk ke berbagai spot gedung bersejarah di Prancis. Namun, hal itu tak berlaku untuk mahasiswa yang usianya di atas 26 tahun. Pertimbangannya mungkin karena di bawah 26 tahun orang masih belum bekerja,” ujar Alfian.
Tiket gratis itu tentunya menjadi pemancing para pelajar untuk berbondong-bondong datang ke museum. Tak usah heran karenanya melihat banyak remaja dan anak-anak hilir mudik di Louvre. Sejak dini, mereka sudah dimudahkan untuk akrab dengan wisata yang edukatif.
Kebijakan gratis untuk para pelajar dan mahasiswa ini terbukti sama sekali tak mengurangi pendapatan yang dikeruk pihak museum Louvre. Ketika museum ditutup lima hari setelah diterjang banjir, pihak pengelola museum mengklaim merugi hampir 1,5 juta euro. Bisa dibayangkan pendapatan yang mereka terima setiap harinya saat museum dibuka.
Kemudahan lain yang diberikan pemerintah Prancis untuk para pelajar adalah memberikan diskon sampai 50 persen untuk ongkos segala jenis transportasi. Karenanya, jika naik kereta Metro misalnya yang ongkosnya sekitar dua euro, para pelajar di sana cukup membayar seharga satu euro.
“Tak heran karenanya kota Paris ini disebut sebagai kota pelajar. Mereka begitu memanjakan para pelajar, bukan hanya pelajar asal Prancisnya saja, tapi juga para pelajar dari mancanegara,” tutur Pian.