Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun sekitar abad ke-9 itu dibangun di sebuah bukit yang dikenal Bukit Hijau atau Gumuk Ijo.
Penyebutan nama desa Ijo pertama kalinya disebut di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi.
Candi ini memiliki beberapa teras dengan teras pertama merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur.
Sedangkan bangunan pada teras teratas berupa pagar keliling dan delapan buah lingga patok.
Di teras terakhir ini pula candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Pada candi utama terdapat sebuah bilik dengan Lingga-Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati.
Sedangkan di dalam candi-candi perwara, pengunjung dapat melihat arca nandi yng konon merupakan kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana.
Ragam bentuk seni rupa juga dapat dijumpai di kompleks Candi Ijo.
Salah satunya ukiran kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya.