Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Hanani
TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki banyak objek wisata alam yang menarik. Khususnya bagi pencinta wisata petualangan.
Satu di antaranya adalah air terjun tujuh tingkat Rampah Piruah. Letaknya di Balai Tamburasak, Desa Haruyan Dayak, Kecamatan Hantakan. Warga setempat menyebut air terjun tersebut, Rampah Piruah. Dalam bahasa setempat, artinya batu yang bertuah.
Untuk mencapai lokasi air terjun tersebut, tidaklah mudah. Harus menuruni dan mendaki bukit yang kemiringannya sekitar 60 derajat.
Selasa, 24 Januari 2017u, BPost bersama Komunitas Barito Mania (Bartman) Barabai dan seorang dokter, dipandu Kades Haruyan Dayak Suhadi Anang, serta beberapa warga Haruyan Dayak, mencoba menjajal mengujungi air terjun yang masih ‘perawan’ tersebut.
Perjalanan dimulai dari Barabai, kota Kabupaten menuju Kecamatan Hantakan. Selanjutnya ke Desa Haruyan Dayak, dan Balai Tamburasak menempuh jarak sekitar 21 kilometer.
Dari Haruyan Dayak ke Tamburasak, hanya bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor jenis trail. Namun, bisa juga menggunakan motor nontrail dan motor matik. Syarat ban harus diganti dengan jenis ban rimba.
Mesin motor pun harus dipastikan harus tangguh karena ada dua titik yang ketinggiannya ektrem. Jika mesin sepeda motor mati di tengah tanjakan, cukup membahayakan pengendara. Selain itu, pastikan rem berfungsi dengan baik.
Yang tak kalah menegangkan yakni saat melewati jembatan gantung. Anggota rombongan menyebutnya jembatan Inul. Disebut jembatan Inul, karena saat dilewati jembatan bergoyang dasyat.
Usia jembatan itu mungkin sudah tua. Lantai kayunya banyak yang copot. Tali penyangganya pun diragukan kekuatannya.
Pengendara yang bukan warga lokal, biasanya memilih menceburkan motornya lewat sungai di bawahnya, ketimbang mengambil risiko terjatuh.
Ada tiga jalur sungai yang harus dilewati, untuk sampai ke Balai Tamburasak. Bagi yang belum terbiasa mengendara di medan yang sulit itu, disarankan untuk memakai jasa ojek dari Desa Haruyan Dayak.
Tarifnya, mereka tak mematoknya. Seikhlasnya saja, asalkan cukup mengganti uang bensin, ditambah memakai jasa tenaga mereka. Itu lebih aman.
Jika menggunakan ojek warga setempat, perjalanan lebih mudah, karena mereka hapal medan jalan. Juga menjadi pemandu sampai ke tujuan.