TRIBUNNEWS.COM - Usai menguak pesona Taman Nasional Aketejawe Lolobata, Sahabat Daihatsu bersiap menuju Wonders berikutnya, yaitu benteng pertahanan Jepang di Wasile, tepatnya di Desa Hate Tabako, Wasile Tengah, Halmaherah Timur.
Dari Subhaim, sekitar jarak 45 kilometer dan waktu tempuh kurang lebih satu jam serta ditemani pemandangan khas pesisir, Sahabat Petualang tiba di Desa Hate Tabako, Wasile Halmahera Timur.
Situs bersejarah ini memang punya banyak cerita. Sejak Perang Dunia ke-2, kawasan ini menjadi basis tentara Jepang melawan pasukan sekutu. Masih tampak benteng pertahanan yang berada di pesisir pantai di Wasile. Meski beberapa bagian tampak mulai rusak dengan adanya abrasi laut.
Sementara sekitar 600 meter ke arah darat terdapat bunker-bunker yang memiliki struktur bangunan beton dan kerangka besi, serta memiliki 4 pintu dan 2 ruangan. Tiap-tiap ruangan dihubungkan dengan lorong panjang.
Pada masanya, bunker ini digunakan pasukan Jepang saat Perang Pasifik berkecamuk 1943 – 1945. Bangunan seperti ini juga tersebar di beberapa titik di Halmahera seperti di Kao, Galela dan lainnnya selain di Pulau Morotai sebagai basis utama.
Tidak hanya bunker, meriam tempur (bazooka) Jepang masih bisa dilihat di kawasan ini. Moncong meriam menjadi saksi bisu pertempuran pasukan Jepang dan sekutu 1943 – 1944.
Tampak bagian monyong sengaja dirusak oleh pasukan sekutu dengan diledakan menggunakan granat agar tidak berfungsi.
Seperti diketahui kawasan ini dibombardir oleh pasukan sekutu pada November – Desember 1944 silam.
“Di sekitar Wasile, dahulu masih banyak titik meriam tempur seperti di Hate Tabako. Hanya tinggal satu saja yang masih terpelihara. Butuh pihak terkait untuk memelihara agar tetap ada,” tukas Kelong Totomo, warga Hate Tabako.
Selain itu benteng pertahanan, bunker persembunyian juga bisa ditemui di sini. Para tentara Jepang memfungsikanyan menjadi tempat persembunyian dengan 20 pintu rahasia.
Sekedar informasi, bunker yang berada di Kao dan Tobelo terbuat dari tanah liat yang dipahat apik. Masing-masing pintu terhubung dengan pintu lain dan saling berhubungan.
Jelas banyak cerita sejarah di situs ini. Lokasinya yang strategis juga menjadi pertimbangan untuk dikunjungi oleh wisatawan terkini. Letaknya tidak lebih dari 50 meter dari pesisir pantai Halmahera Timur membuat situs bersejarah begitu memesona.