TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan yang tengah hits dengan label Ayam Gepuk Pak Gembus sambal bawang Jogjakarta, semakin popular dan diterima masyarakat.
Salah satu buktinya adalah sebuah surat yang diterima sang pemilik Rido Nurul Adityawan yang menyatakan kuliner Ayam Gepuk Pak Gembus mendapat penghargaan sebagai "Rising Business Award 2017".
Rencananya penghargaan ini akan berlangsung di Hotel Ayana, Mid Plaza Jakarta, Kamis 23 November 2017.
"Alhamdulillah, kami mendapat penghargaan dari salah satu lembaga survei terbaik. Saya dan tim juga mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan Ayam Gepuk Pak Gembus yang telah setia, juga salut kepada semua franchise yang telah bekerja keras. Penghargaan tidak membuat kami lekas berpuas diri, justru jadi acuan kami untuk lebih meningkatkan produk dan pelayanan menjadi lebih baik," papar Rido yang akrab disapa Pak Gembus.
Rising Business Award merupakan sebuah apresiasi penghargaan
yang diberikan Trans N Co Research bekerjasama dengan FranchiseGlobal.com kepada para pelaku bisnis franchise, kemitraan dan lisensi yang tumbuh berkembang.
Performa binis dinilai dalam satu tahun terakhir dan dinilai berpotensi dapat terus berkembang di tahun mendatang.
"Untuk menentukan merk-merk yang mendapat penghargaan kita melakukan survei dengan menggunakan tiga parameter yakni Establisment Aspect, kedua Digital Brand Awareness Aspect dan ketiga Expansionary Aspect," tulis Tri Rahardjo, Chairmand Tras N Co Research dalam surat yang diterima manajemen Ayam Gepuk Pak Gembus.
Tri melanjutkan, penghargaan Rising Business Award diberikan kepada perusahaan yang telah memenuhi dua kriteria penilaian akhir.
Pertama, bisnis tersurvei minimal mendapatkan skor 70 poin dan kedua usia bisnis tersurvei 2-10 tahun
Ayam Gepuk Pak Gembus didirikan Rido sejak 2013, kini sudah memiliki lebih 500 cabang baik Jakarta, luar kota sampai luar negeri.
"Jabodetabek sudah ada 300 cabang lebih, lalu ada di luar kota seperti Palembang, Padang, Bengkulu, Makassar, Semarang, Manado dan lainnya. Kini sudah berkembang ke luar negeri seperti Malaysia dan negara ASEAN lainnya," ujarnya.
Rido menambahkan, untuk memulai franchise dipatok harga 40 jutaan. Sedangkan untuk lisensi di luar negeri di kisaran Rp 750 juta - Rp 3 milyar.