Destinasi Tung Dap Village yang menjadi andalan Thailand, berada di urutan enam besar kategori Best of Cities, Communities & Culture.
Persaingan ketat dihadapi spot yang masuk 100 top-sustainable destinations. Dari persaingan besar, lalu dikerucutkan menjadi 32 finalis.
Screening terhadap destinasi terbaik dilakukan juri dari 12 organisasi internasional.
Penghargaan ini dinilai oleh para juri independen.
Beberapa kriteria penilaian mulai dari kualitas, daya tarik, dan keberlanjutan destinasi dalam industri pariwisata.
“Secara umum kami puas dengan beragam prestasi di ITB Berlin ini. TNBB telah memenuhi berbagai aspek standar global. Masa depannya sangat bagus. TNBB ini juga sangat populer,” tegasnya.
Sementara Ketua Tim Percepatan Ecotourism Kemenpar, David Makes, menilai TNBB layak mendapat penghargaan.
“Potensi yang dimiliki TNBB ini memang sangat besar. TNBB sangat layak dapat awards ini. Status TNBB ini merupakan ekowisata sekaligus prototype bagi beberapa wilayah di sekelilingnya,” katanya.
TNBB adalah proyek percontohan program ekowisata sejak 6 Oktober 2016. Dasar hukumnya keputusan Kemenpar Nomor KM.66/HK.501/MP/2016.
Penjabaran dari surat itu, proyek ekowisata dikembangkan menjadi klaster Bali dan Jawa Timur.
“Terima kasih Pak Menpar Arief Yahya, berkat kepercayaan Bapak, TNBB tumbuh menjadi sentra percontohan template sukses bagi beberapa taman nasional (TN) sekitarnya. Beberapa wilayah di Jawa Timur memiliki beberapa TN,” terang David.
Menpar Arief Yahya saat ditemui di ITB Berlin tidak banyak berkomentar.
“Sukses ini untuk bangsa Indonesia. Penghargaan ini lebih bermakna sebagai implementasi Indonesia Incorporated, kalau kita berjalan bersama, kompak, kita tidak bisa dikalahkan oleh negara manapun juga di sektor pariwisata!” kata Arief.
Lima taman nasional di sekitar TNBB adalah Baluran (Situbondo), Alas Purwo (Banyuwangi), Meru Betiri (Banyuwangi/Jember).