TribunTravel.com/ Gigih Prayitno
TRIBUNNEWS.COM - Untuk kedelapan kalinya Festival Gandrung Sewu akan digelar di Banyuwangi pada Sabtu 20 Oktober 2018.
Tari Gandrung adalah tari khas daerah yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada masa kolonialisme, Tari Gandrung adalah bagian tak terpisahkan dari taktik untuk melawan penjajahan.
Pada tahun ini, pergelaran Gandrung Sewu mengangkat tema “Layar Kumendung”.
Tema ini masih berkaitan dengan tema di tahun-tahun sebelumnya yang juga mengangkat gending-gending pengiring Gandrung seperti Podo Nonton, Seblang Lukinto, dan Kembang Pepe.
Di pertunjukkan ini koreografi Tari Gandrung akan diselingi dengan drama Layar Kumendung dengan perbandingan 70 persen tarian dan 30 persen fragmen, sehingga pertunjukkan Gandrung Sewu ini akan semakin menarik.
Tema Layar Kumendung yang diangkat pada tahun ini akan menampilkan kisah heroisme Bupati pertama Banyuwangi Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda.
Meski kemudian Raden Mas Alit harus gugur dalam sebuah ekspedisi pelayaran (Layar) hingga menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.
Dilansir dari situs banyuwangikab.go.id Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan kisah kepahlawanan Raden Mas Alit akan dikemas dalam fragmen yang menarik.
Sehingga pertunjukkan tari Layar Kemendung ini tidak sekedar peristiwa seni dan budaya, tetapi juga menjadi media untuk mengingat sejarah pahlawan yang telah berjasa.