TribunTravel.com/Gigih Prayitno
TRIBUNNEWS.COM - Sampah plastik menjadi masalah penting yang harus segera diatasi untuk pariwisata di Bali.
Dilansir Tribun Bali (22/2/2019) hal ini disampaikan oleh akademisi Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Udayana, Dr. Gede Hendrawan.
Dalam diskusi membedah Raperda tentang RTRW Provinsi Bali dari perspektif lingkungan, Hendrawan mengungkapkan bahwa pada tahun 2014 hingga 2015 FKP mengkaji jenis sampah yang ada di laut Bali.
Dari hasil kajian tersebut ditemukan bahwa 80 persen sampah di laut Bali adalah sampah plastik yang berasal dari aktivitas manusia baik di darat maupun laut.
Implementasi Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Bali tahun 2009 terkait sampah plastik masih belum optimal.
Hendrawan mengatakan bahwa sampah plastik yang banyak jumlahnya sangat merusak ekosistem laut, terutama sampah yang berupa mikroplastik.
Sampah mikroplastik sangat susah dibersihkan dan berdampak sangat berbahaya baik bagi lingkungan maupun manusia.
Lebih lanjut Hendrawan memaparkan ekonomi Bali tergantung dari pariwisata denggan lebih dari 80 persen daerah pariwisata Bali berada di pesisir.
Sehingga bila ini tidak ditindaklanjuti maka pariwisata di Bali akan perlahan hancur yang yang berdampak juga pada kondisi ekonomi di Bali.
Sampah Plastik Ancam Ikan Raksasa Mola-mola