Pemandangan matahari terbenam menjadi sensasi lain menikmati senja di dengan suasana pulau yang nyaman.
Benteng Martello
Pulau Bidadari juga memberikan wisata sejarah dengan kehadiran Benteng Martello yang selesai dibangun pada tahun 1805. Hanya saja sebagian besar bangunan benteng tersebut telah runtuh.
Kerusakan benteng terjadi akibat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883--letusan gunung api paling mematikan dan merusak dalam sejarah. Selain itu, gempa di Jakarta pada tahun 1966
Benteng Martello memiliki daya tarik tersendiri. Bangunan dari bata merah setebal 2,6 meter membuat benteng terlihat sangat kokoh.
Dahulu benteng ini digunakan untuk menjaga Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Cipir, dan Pulau Kelor.
Pada zaman Belanda, Pulau Bidadari bernama Pulau Purmerend.
Bersama tiga pulau lainnya, Pulau Bidadari menjadi tempat pertahanan, penyimpanan rempah-rempah sebelum dikirim ke Belanda.
Pulau-pulau tersebut menjadi tempat pengawasan atau pertahanan pertama sebelum masuk wilayah Batavia.
Pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, tempat ini dijadikan sebagai penampungan bagi orang sakit.
Rumah sakit juga sempat dibangun pada Abad 17 untuk menyembuhkan mereka yang sakit sehingga sebelum bernama Pulau Bidadari, diberi nama Pulau Sakit.
Seorang pengunjung, Adi (30) mengaku senang dengan sensasi yang diberikam selama liburan di Pulau Bidadari.
Pasalnya jarak yang dekat dari Jakarta, menjadi alternatif terbaik untuk melepas penat.
“Enak yah karena jaraknya nggak jauh (dari Jakarta), fasilitasnya juga baru nih. Mau main di pinggir pantai atau keliling naik sepeda juga asyik lah,” katanya.