Direktur Teknik PT Pembangunan Jaya Ancol, Agus Sudarno mengatakan, pihaknya telah mengelola Pulau Bidadari sejak tahun 1972.
Dana sebesar Rp 40 miliar telah dialokasikan untuk mempercantik Pulau Bidadari demi menjaring wisatawan.
Agus mengatakan, sejarah yang sangat kuat menjadi ide awal mengubah konsep Bidadari Resort menjadi Gateway to Batavia.
Tema baru yang diusung untuk mengedepankan kebudayaan pada era Jakarta tempo dulu.
“Dengan hadirnya nuansa baru di Pulau Bidadari kami berharap pengunjung dapat bernostalgia dengan kenangan Jakarta tempo dulu, namun tetap kekinian," katanya.
"Sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman yang baru dan berbeda,” ucap Agus lagi.
Para pengunjung dapat mengikuti paket wisata yang ditawarkan harga mulai dari Rp 700.000 hingga Rp 1 juta per orang. Harga ini termasuk tiket akomodasi hingga tur di sekitaran pulau.
“Ke depan Pulau Bidadari akan memasuki Digital Island di mana menyediakan berbagai hal berkaitan dengan teknologi, seperti pembelian tiket menggunakan online, juga transaksi menggunakan eWallet atau scan QR code,” ucapnya.
Wali Kota Jakarta Utara, Syamsuddin Lologau mengatakan, pihaknya mendukung penuh pembangunan objek wisata semacam ini.
Pulau Bidadari selaras dengan pihaknya yang mencanangkan 12 destinasi wisata pesisir.
“Dengan dibukanya kembali Pulau Bidadari akan memberikan pemasukan bagi negara khususnya kedatangan warga asing yang berlibur. Dengan demikian akan menghasilkan devisa,” ujar Syamsuddin.
Penulis: Junianto Hamonangan
Artikel ini tayang di Wartakotalive dengan judul Pulau Bidadari Bersolek, Menikmati Keindahan Jakarta Tempo Dulu di Kepulauan Seribu