Kepuasan lain yang diberikan Playmaker adalah bagaimana setiap menu makanan disajikan secara khas sehingga serasa menyempurnakan taste-nya.
Sop iga, misalnya, disajikan di dalam wajan besi khusus yang menjamin kesegaran dan panasnya. Wajan itu tak bisa diperoleh di sembarang tempat.
Ophan Lamara, pemilik PLAYMAKER, mendapatkannya di Lombok.
PLAYMAKER, yang baru soft launching Jumat pekan lalu, menjadi tempat hangout menarik dengan berbagai kenyamanan yang ditawarkannya.
PLAYMAKER sendiri diambil dari identitas di sepakbola yang didefinisikan sebagai seorang pemain jangkar, penentu, pengatur permainan.
Seorang pemain dengan kreativitas tinggi.
"Saya memang suka menjadi playmaker," tutur Ophan Lamara.
Ophan Lamara memang tidak hanya dikenal sebagai penyuka sepak bola, namun juga host dan sekaligus komentator dari pertandingan sepak bola lokal dan internasional.
Lelaki kelahiran Makassar, Sulsel, 2 September 1971 itu juga sempat masuk di kepengurusan PSSI.
Pertalian Ophan Lamara dengan bisnis resto bisa dibilang sudah terjalin sejak puluhan tahun silam.
"Saya bahkan pernah jadi barista selama tiga bulan di Italia, tahun 1997 silam," selorohnya.
Namun saat itu ia hanya iseng-iseng membantu seorang temannya yang punya bar di Taranto, di selatan kota Bari.
Ophan juga pernah 11 tahun di Kuta, Bali, menjajal beberapa bisnis, seperti resto, bar dan bahkan produk fashion. Di Pantai Losari di tanah kelahirannya, Makassar, ia juga sempat membuka bar. Fans Cafe.
"Andalannya kopi dan pizza," kata penggemar fanatik sepakbola ini.