TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Matcha, jenis bahan makanan yang diolah dari daun teh Jepang, kini makin digemari masyarakat Indonesia, khususnya kalangan milenial.
Rasanya yang khas, segar dan gurih dinilai mampu membuat mood mereka yang mengonsumsinya menjadi lebih baik dan membantu otak menjadi fokus.
Matcha kini mengejar popularitas minuman kopi, cokelat dan taro (ubi ungu) di Indonesia.
Kandungan anti oksidannya yang tinggi membuat matcha nikmat dikonsumsi karena menyehatkan memberikan calming dan menambah fokus saat otak bekerja.
Matcha sebelumnya merupakan tradisi di Jepang dan disajikan di setiap momen seremonial termasuk dalam upacara-upacara meditasi di kalangan bangsawan.
Matcha kemudian berkembang menjadi bahan makanan yang diolah sebagai flavour baru untuk ice cream, wafer, latte, pancake, sampai soba noodle.
Adalah PT Matchamu Muda Manggala yang kini agresif memperluas basis penikmat matcha di Indonesia.
Perusahaan ini agresif memasarkan matcha ke konsumen end user melalui jaringan supermarket dan minimarket serta memasarkan ke segmen hotel dan restoran.
Sebagai bukti keseriusan dukungan terhadap budaya minum matcha, Matchamu menetapkan 14 Januari ini sebagai Hari Matcha Nasional.
"Pasar matcha di Indonesia sangat besar, dan jadi opsi kedua pilihan minuman setelah kopi," ungkap Lintang Wuriantari, Tea Executive Officer Matchamu di acara talkshow National Matcha Day with Matchamu di Accelerice Indonesia, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Lintang menjelaskan, perusahaannya mengimpor daun dan serbuk teh Jepang sebagai bahan baku matcha langsung dari Jepang. Pihaknya bekerja sama dengan sekitar 10 petani teh besar di Kyoto.
Tahun 2019 lalu, pabrik Matchamu di Yogyakarta mampu memproduksi 4000 sachet matcha per hari.
"Produk ini kita pasarkan di Superindo, Indomaret dan semua supermarket lokal. Kita juga suplai ke food services dan akan ekspor juga ekspor produk ke Taiwan untuk produk teh tarik dengan merk Matchamu," jelas Lintang.
Segmentasi konsumen Matchamu saat ini berada di rentang usia 18-36 tahun dan sebanyak 70 persen diantaranya adalah konsumen cewek.