TRIBUNNEWS.COM - Indonesia kental akan tradisi dan budaya warisan nenek moyang.
Kita sebagai warga negara dengan memegang teguh Pancasila, sudah sewajarnya untuk menjaga serta melestarikan budaya, agar generasi mendatang bisa menikmati apa yang telah diperjuangkan nenek moyang mereka.
Terlebih para generasi milenial saat ini, mereka disuguhkan dengan kemajuan serta perkembangan teknologi, dimana hal itu bisa menjadi momok terhadap kesadaran kita akan budaya. Atau justru sebaliknya, memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai alat lestarikan budaya.
Satu di antara banyak upaya melestarikan budaya dengan menggandeng generasi milenial, mendekatkan mereka kepada pusat budaya.
Seperti yang dilakukan oleh putra putri Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Arya Magkunegara IX dengan mengadakan festival musik jazz di area Pura Mangkunegaran, Surakarta.
Putri KPGAA Mangkunegoro IX, GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo atau yang biasa disapa Sura, dan putranya, GPH. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang kerap disapa Bhre, menggelar festival musik jazz dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk mengenal Mangkunegaran lebih dalam.
Karena menurut Sura, musik jazz bisa diterima oleh semua kalangan.
"Jazz bisa diterima semua kalangan," kata putri KPGAA Mangkunegoro IX yang kerap disapa Sura.
"Dekat dengan budaya itu, betul-betul dekat tanpa batas, bisa bebas kita menyelami budaya tanpa batas, kita melek, kita berada di sumber kebudayaan," lanjutnya.
Sementara bagi Bhre, "musik jazz itu santai dan slow, suasana yang cocok untuk Pura Mangkunegaran."
Lanjut Bhre, Pura Mangkunegara memiliki lahan yang luas, yang awalnya memiliki lahan beralaskan rumput di halamannya, kini telah tertata rapih dengan sedemikan rupa.
Langkah ini diambil agar masyarakat lebih tertarik untuk datang ke Mangkunegaran.
Berangkat dari hal inilah, Bhre berfikir bagaimana cara terbaik mengumpulkan banyak orang ke Mangkunegaraan.
"Ya dengan kita mengadakan event," ucap Bhre.