News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Agen Travel Ini Terapkan Protokol Kesehatan bagi Konsumen, Siap Terima Aturan New Normal Pariwisata

Penulis: Inza Maliana
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NAIK BANDROS - Warga antre naik bus tingkat pariwisata Bandung Tour on Bus Bandros di depan Taman Pustaka Bunga, Jalan Citarum, Kota Bandung, Minggu (12/10). Warga antusias mencoba bus pariwisata yang hanya satu unit ini, terutama saat Sabtu dan Minggu warga harus antre menunggu giliran. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Agen Travel yang berbasis di Bandung, Jawa Barat ini menerapkan protokol kesehatan bagi para konsumen.

Pemilik agen travel Bandung Trip bernama Ivan Karniawan menjelaskan alasan dirinya mematuhi protokol kesehatan.

Menurut Ivan, ia ingin agar pihak travel miliknya dan konsumen, sama-sama aman dari risiko penularan virus corona saat bepergian bersama.

"Agar kita punya standarisasi, semua berjalan dengan nyaman dan aman saat bepergian," ujar Ivan kepada Tribunnews, Kamis (4/6/2020).

Terlebih, Ivan mengatakan, aturan yang ia buat juga sudah mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

"Kita juga mengikuti anjuran dari pemerintah untuk membuat protokol sendiri-sendiri untuk pencegahan dan penyebaran Covid-19," terangnya.

Protokol kesehatan agen travel Bandung Trip di tengah pandemi corona.

Baca: Jadi Solusi Pariwisata Pasca Pandemi Covid-19, Apa Itu Travel Bubble?

Ivan menuturkan, protokol kesehatan di agen travel miliknya sudah berlaku sejak 1 Juni 2020.

Namun, ia akan menerima konsumen kembali sesuai dengan ketetapan pemerintah dan juga objek wisata.

"Karena saat ini objek wisata di Bandung belum semuanya buka," tutur Ivan kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.

Dalam menerapkan protokol kesehatan itu, Ivan mengatakan, pihaknya akan selalu mengecek suhu dari konsumennya.

Terlebih, akan lebih baik jika konsumen sudah memiliki lampiran surat keterangan sehat.

"Jadi kalau ada kosnumen yang sedang demam atau sakit maka tidak kita perbolehkan untuk ikut jalan."

"Pengecekan suhu juga akan kita berlakukan setiap hari," kata dia.

Sejumlah kendaraan melintas di kawasan pertokoan elektronik yang sudah mulai berjualan di Jalan ABC, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/6/2020). Toko mandiri di Kota Bandung atau toko yang tidak menyatu dengan mal sudah bisa buka kembali saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional, dengan syarat pemilik toko harus menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), yakni pakai thermo gun, ada hand sanitizer atau tempat cuci tangan, dan harus pakai masker. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Baca: Sudah Mulai Buka Tempat Wisata, Ini Protokol Pariwisata New Normal di Sumatera Barat

Lalu bagaimana tour and travel miliknya bertahan di tengah pandemi corona?

Ivan tak menampik dirinya turut terdampak dengan cukup banyak kerugian akibat pandemi corona.

Apalagi agen travel miliknya berada di Bandung yang merupakan satu di antara destinasi wisata andalan di Jawa Barat.

Namun ia pun mengakui, sektor di bidang pariwisata seperti dirinya, tidak lepas dari berinteraksi dengan banyak orang.

Terlebih ketika objek wisata itu dipenuhi para pengunjung lain dari berbagai kota yang tidak tahu status kesehatannya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Jawa Barat melakukan penyemprotan disinfektan di ruas jalan di Kota Bandung, Selasa (2/6/2020). Langkah tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) *** Local Caption *** Pemprov Jawa Barat Menyemprotkan Disinfektan di Ruas Jalan Kota Bandung (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca: Wishnutama: Protokol Kenormalan Baru Bisa Diterapkan saat Daerah Pariwisata Dinyatakan Siap

"Itu yang sangat berdampak di bidang pariwisata."

"Jadi kurangnya animo masyarakat luar untuk berlibur, jadi masyarakat sibuk menyelamatkan diri masing-masing," terangnya.

Ivan pun mengatakan, akibat pandemi corona ini, dirinya mengalami kerugian sehingga terpaksa merumahkan karyawannya.

Bahkan, beberapa transportasi travel miliknya masih memiliki cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan.

"Kita ada cicilan juga karena tidak semua mobil travel beli cash, ini yang berdampak karena kita tidak ada pemasukan tetapi cicilan harus tetap dibayarkan," terangnya.

BANDROS CSR BCA - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua dari kanan) bersama Direktur BCA Subur Tan (kedua dari kiri), Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati (kiri) dan Kepala BCA Kantor Wilayah I Bandung Gunawan Budi Santoso naik bus wisata Bandung Tour on The Bus (Bandros) di Balai Kota Bandung, Senin (20/4). Dalam kesempatan tersebut PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memberikan dua unit Bandros untuk Kota Bandung dalam upaya mendukung pelestarian lingkungan dan meningkatkan potensi pariwisata di Kota Bandung. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca: Bersih, Sehat, dan Aman Jadi Kultur Baru Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Oleh karena itu, ia pun terpaksa merumahkan beberapa karyawannya untuk mengurangi efisiensi pengeluaran.

"Kalau situasi sudah normal kita akan buka kembali recruitment dan yang diutamakan yang sudah kita PHK," lanjut Ivan.

Lantas apakah pihaknya siap dengan aturan baru di bidang pariwisata era new normal?

Ivan menyatakan kesiapannya untuk aturan new normal di bidang parisiwata.

Bahkan pihaknya sudah memiliki strategi khusus untuk menyesuaikan dengan ketentuan pemerintah.

"Jadi yang kita tahu pemerintah itu menyarankan untuk solo traveler, jadi untuk grup seperti company dan family gathering ditiadakan dulu."

"Kebetulan kita spesialisnya private tour seperti honeymoon dan tour keluarga jadi kita sudah menyesuaikan sistemnya privet dan ngga dicampur," ujar Ivan.

Selain itu, dirinya pun menyiapkan antisipasi khusus yakni menjemput langsung konsumen dari tempat asalnya.

Hal itu ia berikan untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona dari kendaraan umum.

"Salah satu antisipasi untuk meminimalisir interaksi dengan orang lain kita ada layanan untuk penjemputan dirumah."

"Jadi dia tidak naik public transport dari kota asalnya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini