TRIBUNNEWS.COM- Berawal dari pengalamannya bekerja di media, membuka peluang Eko Dony Prayudi untuk menjadi seorang food blogger.
Pria yang akrab disapa Dodon ini pernah bekerja di bagian research and development program Wisata Kuliner yang dipandu oleh mendiang Bondan Winarno.
Pekerjaannya itu menuntut Dodon untuk melakukan riset yang mendalam.
Dari pengalamannya itu, Dodon memiliki banyak catatan perjalanan dan kuliner.
Mulai dari mencari tempat mana yang bagus, makanan apa yang enak serta apakah memungkinkan untuk mejadi lokasi syuting.
"Dari situ saya punya banyak catatan tuh, catatan tentang kuliner, sekaligus tentang perjalanan saya."
"Nah, catatan perjalanku tuh banyak banget, itulah kenapa aku memutuskan untuk menulis," cerita Dodon kepada Tribunnews, Kamis (25/6/2020).
Baca: Rekomendasi 9 Kuliner Enak di Bangkok, dari Hoy Tod hingga Moo Ping
Baca: 7 Kuliner Enak di Lamongan Selain Seafood, Ada Soto Lamongan hingga Asem Bandeng yang Lezat
Salah satu alasan utamanya adalah, ia tak ingin ilmu dan didapat hilang begitu saja.
Selain banyak belajar tentang ilmu kuliner, ia juga mempelajari resep makanan dan ilmu hospitality.
"Tulisan ini tu sayang kalo ilang, mulai tahun 2007, mulailah aku nulis di blog," lanjut Dodon.
Menurut Dodon menulis di blog lebih fleksibel.
Apalagi menulis di blog bisa diakses kapanpun dan dimanapun.
Berbeda jika ia menuliskannya pada buku.
Resiko buku tertinggal, rusak bahkan hilang akan selalu ada.
"Di blog, kita bisa ngecek kapanpun, beda sama nulis di buku," papar Dodon.
Di saat orang lain sibuk bermain sosial media Friendster, Dodon tetap konsisten dengan blog pribadinya.
Hingga kini 13 tahun berjalan, blog tukangjalanjajan.com masih tetap hidup dan berkembang.
"Awal nulis saya nulis aja, nggak ada niatan untuk going to be professional atau untuk dibayar, belum."
"Karena itu tadi, saya pengen apa yang saya dapet saya nggak lupa. Saya simpen di blog," ungkap Dodon.
Hebatnya, Dodon masih bisa membagi waktu dengan kesibukannya di dunia radio dan event planner.
Setelah delapan tahun berjalan, ia memutuskan untuk keluar dari dunia pertelevisian.
Dodon memilih fokus untuk mengembangkan passion-nya di dunia kuliner dan merambah menjadi seorang traveller.
"Dulu fokusnya di kuliner, kalo backpacker baru."
"Aku memutuskan resign dari TV dan pengen menemukan jalan hidupku," kata pria keturuan Jawa Dayak ini sambil tertawa.
Perlahan Dodon mulai masuk ke komunitas-komunitas backpacker dan belajar menyusun jadwal perjalanannya.
Bersama dengan teman-teman komunitasnya, Dodon mulai melancong mengelilingi nusantara dan dunia.
Baca: 6 Tips Liburan di Era New Normal Pariwisata
Baca: Tips Liburan ke Ayanaz Gedongsongo, Tempat Wisata Kekinian di Bandungan Semarang
Pernah Jadi Penulis Lepas di Majalah dan Koran
Dalam setiap langkahnya hidupnya, Dodon selalu ingin punya achievement.
Ia mulai mengikuti kompetisi menulis untuk koran serta majalah dan kerap dimuat.
Dodon lalu memutuskan untuk menjadi penulis lepas profesional.
"Kalo saya pengen dikenal ya saya harus nulis di majalah atau koran atau apalah, mulailah saya menulis," ungkap Dodon.
Karena fokus untuk mengejar mimpinya, tulisan Dodon berhasil masuk di beberapa majalah.
Ada pula beberapa majalah dan koran luar negeri yang tertarik untuk memuat tulisannya.
Dari situ Dodon mendalami grammar bahasa Inggrisnya.
"Itu achievment baru lagi."
"Akhirnya saya belajarlah lagi menulis bahasa Inggris dengan grammer walau awalnya acakadut," canda Dodon.
Saat ditanya julukan apa yang tepat disematkan untuknya, Dodon lebih suka disebut sebagai seorang Tukang Jalan Jajan.
Kerena menurut Dodon jalan dan jajan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
"Saat orang jalan, pasti dia juga butuh jajan," pungkas Dodon.
(Tribunnews.com/Bunga)