Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah mengizinkan tempat wisata berbasis alam atau outdoor untuk buka di tengah pandemi Covid-19.
Meski demikian pengelola dan pengunjung wajib penerapankan protokol kesehatan.
Hal itu, menjadi sinyal baik bagi pengusaha taman rekreasi.
Safitri Siswono perwakilan dari grup pengelola 8 taman rekreasi mengungkapkan, protokol kesehatan menjadi hal mutlak untuk diterapkan di lokasi tempat wisatanya
Ada delapan tempat wisata yang dikelola pihaknya, yakni sebagai berikut:
- Kampung Main Cipulir di Jakarta
- Lembah Cisadane
- Kopi Khayangan di Ciseeng
- Bukit Waru Wangi Serang
- Kampung Main Puncak
- Umbul Sidomukti di Ungaran
- Tirto Arum di Kendal dan Temanggung.
Baca juga: Mendagri Tito Minta Tempat Wisata Tidak Tampilkan Pagelaran Budaya yang Picu Kerumunan
Baca juga: Mendagri Ingatkan Pentingnya 3M Antisipasi Kerawanan Penularan Covid-19 di Tempat Wisata
"Bahwa gugus tugas BNPB mengizinkan untuk tempat wisata outdoor dibuka. Kita semua mau berusaha untuk menerapkan semua protokol yang ditetapkan oleh gugus tugas," ujarnya dalam Talkshow 'Protokol Kesehatan di Hotel dan Tempat Wisata' yang disiarkan via Youtube BNPB, Selasa (20/10/2020).
Untuk melakukan penyesuaian adaptasi di tengah pandemi ini, pengelola tempat wisata melakukan penyemprotan disenfektan di seluruh bangunam yang berada di tempat wisata, termasuk pula di sekitar kolam renang.
Baca juga: Daftar Tempat Wisata Alam di Purwakarta yang Bisa Dikunjungi untuk Liburan Akhir Pekan
"Sekarang kalau di tempat rekreasi outdoor disinfeksi luas banget. Kita juga mendesinfektan seluruh tempat seperti yang tempat makan, kamar mandi dan kita disinfektan itu, kolam renang kita juga menerapkan standar yang diberikan juga oleh gugus tugas," kata dia.
Penerapan kesehatan juga diterapkan pada seluruh karyawan agar makin menyakinkan pengunjung bahwa berwisata di tengah pandemi ini dapat aman dan nyaman.
Safitri mengungkap, semua karyawan setiap hari dicek suhu tubuhnya.
"Kami lakukan di depan supaya orang yang datang juga merasa aman ya bahwa karyawan yang masuk itu semua enggak ada yang demam," ujarnya.
Lalu karyawan menggunakan masker dan alat penunjang lain.
"Pengunjung juga demikian, kita berusaha untuk membatasi jumlah yang masuk," terang Safitri.