"Kalau yang saya baca dari WNA yang saya terima ada 8 kualifikasinya. Khusus untuk visa wisata ini menurut saya untuk pasar Jepang, Tiongkok dan Korea saya yakin tidak datang karena karantina selama delapan hari. Lebih baik pemerintah membuat suatu piranti atau peraturan yang menguntungkan kita dan wisatawan," paparnya.
Memang pada dasarnya saat ini semua pihak tidak bisa memberikan kelonggaran yang begitu vulgar agar pandemi tidak lagi berdampak negatif. Namun sebaiknya karantina tidak lebih dari dua hari.
Karena ia beranggapan wisatawan yang datang dan sudah membawa sertifikat vaksin juga PCR membuktikan dirinya memang dalam kondisi yang sehat ketika pergi ke Bali.
"Kalaupun mau karantina jangan sampai 8 hari. Kalau masa berlaku karantina hanya dua hari saya yakin wisatawan secepat kilat akan datang ke Bali," ujarnya.
Bahkan lanjutnya tanpa dipromosikan karena daftar tunggu kini banyak sekali. Bahkan bukan hanya pada tiga negara, namun seluruh dunia yang sudah terbiasa datang ke Bali. Sangat banyak yang antre.
"Dan seiring dengan waktu tentu akan ada regulasi sesuai dengan pasar. Kalau kita ingin berbicara pariwisata secara umum," lanjutnya.
Untuk jumlah wisatawan yang antre kata Nyoman hampir 300 ribu wisatawan, yang ia amati dari seluruhnegara. Ke depannya ia berharap pemerintah dapat membuat peraturan yang berpihak pada pasar.
"Harapan saya jadi tanggal 14 Oktober merupakan momentum agar pariwisata yang dibuka benar-benar berkelanjutan. Jangan sampai ditengah jalan pandemi mengalami lonjakan sehingga pembukaan pariwisata akan ditunda. Selain itu saya meminta pada pemerintah pusat agar membuat peraturan yang berpihak pada pasar," ujarnya.
Saat ini Nyoman mengklaim seluruh pekerja pramuwisata siap untuk kembali bekerja. Pekerja pramuwisata sudah hampir 90 persen divaksin Covid-19.
"Dari segi kesiapan saya sudah memastikan bahwa SDM di segmen pasar Mandarin, Korea, dan Jepang sudah siap semua. Sudah dari dulu siapnya, karena persiapannya sudah dilakukan selama pandemi. Maka dari itu pembukaan penerbangan internasional pada 14 Oktober mendatang merupakan suatu momentum dan setidaknya bisa bernapas lega," katanya.
Uji Coba
Terpisah, Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Taufan Yudhistira mengatakan simulasi alur kedatangan penumpang dan keberangkatan penumpang di terminal internasional akan dilakukan terlebih dahulu.
"Iya, memang benar akan ada simulasi penumpang atau passengger journey lagi, tetapi pastinya kapan dan seperti apa simulasi yang dilakukan kami belum mendapat detailnya karena banyak pihak yang terlibat pada kegiatan itu," ujar Taufan.
Ia menambahkan banyak pihak yang terlibat dalam kegiatan simulasi jadi pihaknya tidak bisa memberikan keterangan resmi mengenai kegiatan tersebut, bisa dikonfirmasi ke pihak-pihak terkait lainnya.
Sebelumnya kegiatan simulasi sudah pernah dilakukan bahkan lebih dari satu kali dimana tujuannya tidak lain guna mendapatkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu dilakukan sebelum resmi penerbangan internasional dibuka kembali.