TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Badai angin tanpa hujan menemani perjalanan tiga pendaki menuju tiga puncak Gunung Merbabu, Magelang, Jawa Tengah.
Saat itu, Jumat (22/10/2021), tiga orang pendaki selepas salat Jumat, memutuskan naik ke Gunung Merbabu melalui jalur Wekas.
Berbekal logistik, semangat, dan doa.
Pendakian dimulai melewati jalur beton yang dibangun warga.
Sepanjang jalur terdapat rumah tinggal dan kebun daun bawang seledri.
Setelah sekitar 15 menit melalui jalan beton, mulai memasuki jalur setapak beralas tanah.
Sepanjang perjalanan menuju ke pos 1, jalur pendakian didominasi dengan tanjakan yang cukup melelahkan.
Saat menuju pos 1 dari batas jalan beton, terdapat binatang lalat pikat.
Bentuknya seperti lalat biasa pada umumnya, namun ukurannya lebih besar dan berwarna cokelat.
Lalat pikat ini kerap menyerang pendaki untuk menghisap darahnya, layaknya nyamuk.
Karakternya pun tidak mudah menyerah, meski sudah dicoba mengusirnya dengan kayu setiap mencoba gigit.
Jadi alangkah baiknya, pendaki memakai celana dan kaos lengan panjang untuk menghindari gigitannya yang cukup sakit, tapi tidak membawa racun.
Trek ke pos 1 dari basecamp memakan waktu sekitar 1 jam, sudah dengan istirahat kecil.
Artinya, tidak duduk lama tetapi hanya beristirahat dengan posisi berdiri, sekadar mengatur napas dan mengendurkan otot paha maupun betis yang mulai kencang.