Sebenarnya, bermalam di lokasi tersebut diselimuti keraguan.
Sebabnya, kondisinya sangat terbuka, di samping kanan terdapat jurang kawah Gunung Merbabu, sedangkan di kiri terdapat jurang yang dihiasi pohon cantigi.
Apalagi, kondisi sepanjang malam dihantam badai.
Badai angin masih terus berlangsung sampai keesokan harinya.
Untungnya tenda bisa menahan badai dan hujan sekitar 1 jam saat malam hari.
Pukul 04:30 WIB hari berikutnya, pendakian dilanjut untuk mengejar sunrise dengan membawa perbelakan, dan saat itu masih tampak bulan purnama.
Kondisi jalan mulai dari batas Kabupaten sampai ke puncak, harus lebih waspada, karena sepanjang jalan di kanan dan kiri, merupakan jurang.
Mendaki bukit curam, batu besar harus dilewati. Di jalur ini pula ditemui Jembatan Setan yang sangat terkenal di kalangan pendaki.
Jalur Wekas memang tidak kalah Indah dengan Jalur Selo. Karena sepanjang jalur akan menikmati padang savana yang memanjakan mata.
Sinar matahari pagi mulai menyapa saat pukul 05:30 WIB, dan berhasil mencapai Puncak Kenteng Songo 3142 MDPL.
Sambil menikmati kopi dan bekal makanan, dari sini bisa menikmati gagahnya Gunung Merapi di sebelah Timur.
Sedangkan di Barat, ada Gunung Sumbing dan Sindoro. Di utara, juga sangat jelas Gunung Andong dan Ungaran.
Perjalan dilanjutkan sekitar 10 menit ke sebelah Utara, yaitu Puncak Triangulasi 3142 MDPL. Puas berfoto dan menikmati di kedua puncak Merbabu selama 2 jam.
Cuaca cerah dan hangatnya sinar mentari menemani pendakian ke puncak selanjutnya, yaitu Puncak Syarif 3137 yang merupakan terendah di antara tiga puncak Merbabu.
Puas mencapai tiga puncak Merbabu. Perjalanan dilanjut kembali ke tenda untuk sarapan mie goreng dan telur. Setelah itu, melakukan pengemasan semua perlengkapan pendakian dan bersiap turun.
Perjalanan turun lebih cepat daripada naik. Setelah 2,5 jam berlalu, sampai di Base Camp Wekas.