TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Harga tiket penerbangan untuk sejumlah rute di Tanah Air termasuk ke luar negeri masih tetap tinggi memasuki pertengahan Juli 2022 ini.
Untuk rute penerbangan Jakarta ke Bali misalnya, harganya masih berkisar Rp 1 juta hingga Rp 1,8 juta, mengutip data harga tiket di situs Tiket.com, Sabtu, 16 Juli 2022.
Sementara itu, tiket penerbangan Jakarta-Makassar masih berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 2,6 juta dan tiket Jakarta-Banjarmasin berkisar Rp 1,6 juta - Rp 1,8 juta.
Sementara, rute favorit lainnya seperti Jakarta-Yogyakarta masih berkisar Rp 700 ribu sampai Rp 1,1 juta dan tiket Jakarta-Padang sekitar Rp 1,2 juta-Rp 1,8 juta.
Harga tiket di rute gemuk Jakarta-Surabaya masih berkisar Rp 1,1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Berikut daftar harga tiket pesawat penerbangan rute domestik dan beberapa rute ke luar negeri yang dikutip dari situs tiket.com.
Jakarta - Bali : Rp 1 juta - Rp 1,8 juta
Jakarta - Surabaya : Rp 1,1 juta - Rp 1,5 juta
Jakarta - Medan : Rp 1,5 juta - Rp 2,2 juta
Jakarta - Pontianak : Rp 1 juta - Rp 1,7 juta
Jakarta - Makassar : Rp 1,5 juta - Rp 2,6 juta
Jakarta - Banjarmasin : Rp 1,6 juta - Rp 1,8 juta
Jakarta - Yogyakarta - Rp 700 ribu - Rp 1,1 juta
Jakarta - Padang : Rp 1,2 juta - Rp 1,8 juta
Jakarta - Palembang : Rp 800 ribu - Rp 1,1 juta
Jakarta - Lombok : Rp 1,1 juta - Rp 2,3 juta
Jakarta - Labuan Bajo : Rp 1,9 juta - Rp 2,7 juta
Jakarta - Singapura : Rp 3,6 juta - Rp 9,1 juta
Jakarta - Bangkok : Rp 3,8 juta - Rp 7,9 juta
Jakarta - Kuala Lumpur : Rp 2,5 juta - Rp 5,8 juta
Harga tiket di atas bisa berubah setiap saat tergantung pada penentuan waktu dan permintaan tiket tersebut.
Mengutip Kompas.com, berikut cara untuk mendapat tiket pesawat dengan harga lebih murah:
1. Pilih Waktu Pemesanan
Pukul 11 malam atau 23.00 merupakan waktu terbaik memesan tiket pesawat.
Hal ini disampaikan oleh Head of Operation Departement pegipegi.com, Steven Widi HS.
Baca juga: Tiket Pesawat Masih Mahal, Kemenhub akan Evaluasi Besaran Fuel Surcharge
"Maskapai sendiri punya sistem namanya seat control. Jadi untuk membatalkan pemesanan tiket pesawat yang tidak aktif. Biasanya orang booking dulu dan belum bayar. Jam 11 itu saatnya maskapai cancel reservasi yang tidak aktif," kata Widi.
2. Manfaatkan Low Season
Tunda pembelian jika sedang dalam masa high season seperti musim liburan.
Sebaiknya juga hindari bepergian saat high season karena harga tiket biasanya akan lebih mahal. Jika ingin pergi saat high season, pesan jauh-jauh hari.
Sekitar tiga bulan sebelum berangkat.
3. Gunakan Jendela Mesin Pencari Rahasia
Sistem maskapai atau agen perjalanan online dapat mengetahui sejarah pencarian Anda. Gunakan pilihan jendela pencarian rahasia atau incognito window.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Masih Tinggi, YLKI Duga Ada Persaingan Tidak Sehat
4. Gunakan Aplikasi Pembanding Harga Tiket
Ada banyak aplikasi atau situs untuk membandingkan harga tiket yang dijual di agen perjalanan online.
Coba bandingkan harga tiket destinasi yang Anda inginkan.
5. Pilih Hari untuk Memesan Tiket dan Berangkat
Sebuah penelitian di Amerika Serikat dan Eropa mengungkapkan waktu terbaik memesan tiket adalah hari Minggu.
Sedangkan waktu berangkat terbaik jatuh pada Selasa dan Rabu. Saat itu tiket pesawat biasanya lebih murah.
Penyebab Tiket Masih Mahal
Kenaikan harga avtur dan biaya maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat jadi alasan mengapa banyak maskapai penerbangan Tanah Air kini memasang tarif tiket mahal ke penumpang.
Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiraatmadja dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id menjabarkan sejumlah faktor yang berperan besar dalam mendorong kenaikan harga tiket pesawat, salah satunya kenaikan harga avtur.
“Harga avtur ini sangat berpengaruh terhadap beban operasi kegiatan penerbangan,” ujar Denon.
Harga avtur memang mengalami kenaikan. Mengutip dari Kompas.com (1/7), harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta periode 15-30 Juni 2022 sebesar Rp 17.362 per liter.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode 15-30 Maret 2022 yang sebesar Rp 13.677 per liter.
Denon mengatakan, biaya avtur dan biaya leasing menjadi 2 komponen biaya dengan porsi paling besar dalam biaya operasional. Porsi keduanya mencapai sekitar 60 persen dalam pos beban tersebut.
Selain harga avtur, naiknya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang mendekati Rp 15.000 per dolar AS juga turut menambah beban maskapai, sebab biaya sewa pesawat dibayarkan dengan menggunakan mata uang dolar AS.
Faktor pemicu tarif tiket mahal lainnya adalah pasokan pesawat yang beroperasi saat ini terbatas akibat efek menyusutnya permintaan akibat pagebluk Covid-19 sebelumnya.
Denon mengaku tidak mempunyai hitungan pasti berapa persisnya jumlah pesawat yang aktif beroperasi saat ini.
Namun dia memperkirakan jumlahnya berkisar 50 sampai 60 persen dari jumlah pesawat yang beroperasi saat sebelum pandemi Covid-19 dulu.
Di sisi lain, opsi untuk kembali mengoperasikan pesawat yang tidak aktif selama masa pandemi juga tidak mudah dan perlu melalui proses yang memakan waktu.
Ahasil, permintaan penerbangan yang ada melebih supply pesawat yang ada.
“Untuk bisa membuat pesawat yang tidak beroperasi lebih dari setahun menjadi layak terbang lagi harus masuk ke MRO," ujarnya.
"MRO ini kan ketersediaannya terbatas, jadi sekarang ini antrean pesawat untuk bisa layak terbang lagi dari MRO ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi maskapai,” terang Denon.
Tinjau Fuel Surcharge
Terkait keluhan harga tiket pesawat yang mahal ini, Kementerian Perhubungan sebelumnya sudah menjanjika akan mengevaluasi harga tiket pesawat yang meningkat akibat harga avtur yang juga naik secara global.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Dadun Kohar mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait besaran harga tiket pesawat ini.
“Harga bahan bakar ini berhubungan langsung dengan harga tiket pesawat. Maka dari itu, kami akan mengevaluasi harga avtur ini,” kata Dadun, Jumat (1/7/2022).
Evaluasi tersebut terkait seberapa besar tambahan harga fuel terhadap tiket pesawat.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub mencatat saat ini harga avtur sudah mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per liter.
Angka ini diakui mengalami kenaikan selama tiga bulan terakhir dari Januari-Maret 2022 harga avtur masih diangka Rp 12 ribu per liter.
Kemudian para April 2022 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 15 ribu per liter, dan pada Mei 2022 naik menjadi Rp 16 ribu per liter.
Sebagian artikel ini dikutip dari Tribun Bali