Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman muda asal Jakarta, Oliver Wihardja, menggelar pameran tunggal pertamanya yang bertajuk “Walk With Me” selama 15 hari pada 15-29 Oktober 2022 di Oliver’s Barn, Andara, Jakarta Selatan.
Di pameran ini, seniman yang akrab disapa Ollie ini menampilkan 13 lukisan dan sebuah karya video animasi, yang dia produksi selama masa pandemi dua tahun belakangan.
Di seri karyanya kali ini, Ollie banyak mengambil cerita-cerita dalam Alkitab Injil sebagai tema lukisannya.
Itu juga yang menjadi dasar dari penamaan judul pameran ini, yang bisa diintepretasikan sebagai “berjalan bersama Tuhan”.
Lukisan Ollie yang dipamerkan seluruhnya akan dijual dan 50 persen dari hasil penjualannya akan disumbangkan ke lembaga amal. Dua lukisan Ollie, yang berjudul “The Last Supper” dan “The Secret Garden” akan dilelang di sebuah acara amal yang hasilnya akan digunakan untuk pembangunan gereja di Sumba.
Untuk hadir ke pameran ini tidak dipungut biaya alias gratis. Namun, jika ingin hadir di acara pembukaannya di 15 Oktober 2022, pengunjung harus mendaftar terlebih dahulu.
Di dunia seni, nama Oliver Wihardja mungkin belum populer. Lahir di Jakarta pada Desember 2001, Ollie mulai melukis sejak usia 6 tahun sebagai bagian dari terapi sensory-nya.
Terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus, bakat dan ketertarikan Ollie terhadap dunia lukis terlihat sejak kanak-kanak. Guru pendamping Ollie saat itu adalah orang pertama yang melihat bakat lukis Ollie, dan kemudian mendaftarkan lukisan Ollie ke Japan Foundation untuk mengikuti lomba/pameran lukis anak-anak.
Setelah itu, Ollie mulai belajar melukis dari guru privat, dan banyak diundang untuk ikut berbagai pameran.
Baca juga: Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Lukisan Bertajuk Trilogi Kenyamanan
Salah satu tonggak pencapaiannya adalah ketika Ollie mendapatkan First Prize award utk Visual Arts di ANCA World Autism Festival yang digelar di Vancouver, Canada, pada 2017 silam.
Di tahun 2019 Ollie bergabung dengan komunitas Kapal Cinta dan ikut pameran di Ciputra Artpreneur. Ollie sempat melakukan pameran di MRT station HI dan ASEAN, Museum Kebangkitan, dan di Taman Ismail Marzuki.
Kegiatan melukis Ollie sangat didukung oleh keluarganya. Termasuk support penuh untuk menyelenggarakan pameran ini.
“Kami sangat mendukung semua aktivitas Ollie, bukan karena tujuan mau jualan lukisan atau apa, tapi kami hanya memberikan Ollie aktivitas yang dia sukai dan enjoy. Kalau Ollie happy, kami juga happy,” ungkap Sinhwi Halim, ibunda Oliver.
Dia juga menambahkan, kalau lewat kegiatan pameran ini diharapkan bisa raising awareness tentang autism kepada orang-orang awam dan memberikan semangat kepada teman-teman yang juga mempunyai anak special needs.
“Terakhir, ini sebetulnya bertentangan dengan tujuan kedua saya. Karena saya sebetulnya ingin menampilkan Ollie sebagai artist tanpa embel-embel ‘anak special needs’ atau ‘anak autis’ yang melekat di belakang namanya,” imbuh Sinhwi Halim.