Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap tanggal 4 Juni diperingati sebagai hari Keju Sedunia atau Cheese Day.
Awalnya hari Keju diperingati di Amerika Serikat namun beberapa negara mulai merayakannya termasuk Indonesia.
Sampai saat ini asal usul hari Keju masih belum ditemukan namun bisa dikatakan hari Keju adalah hari yang istimewa untuk salah satu makanan tertua di dunia.
Baca juga: Selain Punya Manfaat Kesehatan, Bubuk Keju Kini Kian Dilirik sebagai Penyempurna Rasa
Dilansir dari situs nationaltoday diperkirakan pembuatan keju dimulai sekitar 8000 SM tidak lama setelah domestikasi hewan.
Penggalian arkeologis telah menemukan bukti keju di seluruh dunia termasuk saringan yang dilapisi molekul lemak susu di Kuyavia, Polandia bertanggal sekitar 5500 SM, dan artefak keju yang diawetkan di Xinjiang, China yang diyakini berusia lebih dari 3.000 tahun.
Versi lain, keju awalnya lahir dari sebuah ketidaksengajaan saat para gembala sapi menyimpan susu dalam perut hewan.
Baca juga: Chef Juna Ungkap Keinginannya Perdalam Ilmu Tentang Keju
Rennet atau enzim dalam perut hewan inilah yang membuat susu jadi mengental dan terpisah menjadi dadih dan whey.
Versi lain menyebutkan bahwa keju sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi adalah tinggalan sejarah yang tampak pada dinding makan Mesir Kuno yang berasal dari sekitar 4000 tahun lalu.
Keju yang digambarkan itu memiliki rasa yang asin tapi bertekstur rapuh, perpaduan antara keju feta dan keju cottage.
Hal itu masuk akal jika dikaitkan dengan suhu wilayah itu yang dianggap cukup tinggi sehingga keju yang dibuat membutuhkan lebih banyak garam untuk mengawetkannya.
Dari Mesir, keju lalu menyebar ke arah utara dan mulai diperkenalkan ke wilayah Yunani dan Roma yang dari sanalah lalu lahir lebih banyak lagi varian keju yang mendunia.
Keju bisa berkembang pesat dan lebih beragam karena suhu yang dirasa lebih cocok untuk melakukan eksperimen pembuatan berbagai jenis keju.
Baca juga: Selain Punya Manfaat Kesehatan, Bubuk Keju Kini Kian Dilirik sebagai Penyempurna Rasa
Pasca kekaisaran Romawi mengalami keruntuhan, wilayah jajahannya di Eropa pada sekitar abad 9-11 M lalu mengembangkan teknologi pembuatan keju sesuai selera dan versinya masing-masing.