Dalam sebuah studi tahun 2017 yang dipublikasikan dalam Current Biology, peneliti Kenneth Wright dari University of Colorado Boulder mengukur siklus tidur subjek sebelum dan selama perjalanan berkemah akhir pekan.
Selama perjalanan, ketika subjek hanya terpapar cahaya alami (tanpa elektronik), kadar melatonin mereka meningkat, dan jam biologis internal mereka bergeser lebih awal.
Baca juga: Viral Pria Panjat Menara Eiffel untuk Terjun Payung, Pelaku Mendaki Lewat Pilar Timur
Studi ini menunjukkan bahwa berada di alam membantu tubuh beralih ke siklus tidur alami.
3. Meningkatkan Kebahagiaan
Olahraga fisik merangsang pelepasan endorfin, zat kimia dalam otak yang memicu perasaan positif.
Mendaki tentu dapat meningkatkan mood kita bahkan lebih daripada berjalan biasa di lingkungan sekitar.
Peneliti dari Stanford University, Gregory Bratman, memberikan 60 orang pilihan antara berjalan 50 menit di hutan atau berjalan di jalan beraspal.
Hasil menunjukkan bahwa mereka yang berjalan di alam mengalami lebih sedikit kecemasan dan pemikiran berlebihan, serta lebih banyak emosi positif dibandingkan dengan mereka yang berjalan di lingkungan perkotaan.
Interaksi sosial saat mendaki, terutama dengan orang-orang yang memiliki ikatan kuat, adalah unsur penting bagi kebahagiaan dan kesejahteraan.
4. Melawan Depresi
Vitamin D dari alam terbuka yang cerah yang sangat penting untuk kesehatan tulang juga melawan depresi.
Menurut tinjauan kritis dari 61 studi, terdapat korelasi antara depresi dan kekurangan vitamin D.
Mereka yang memiliki kadar vitamin D terendah memiliki risiko depresi yang lebih tinggi, dan mereka yang depresi memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah.
Gejala kekurangan vitamin D meliputi: Kelelahan, sakit sering, penyembuhan luka yang lambat pada tulang dan/atau nyeri otot, depresi.
Seseorang yang mengalami perbaikan substansial dalam gejala depresi setelah menerima perawatan kekurangan vitamin D.
Dalam sebuah studi lain, peneliti Stanford menemukan bahwa subjek yang berjalan di alam selama 90 menit mengalami peningkatan aktivitas di korteks prefrontal subgenual, area otak yang terkait dengan depresi dan kecemasan saat dinonaktifkan.
Temuan ini menunjukkan bahwa mendaki di alam berdampak positif pada mood.
Olahraga sudah dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental, tetapi studi terbaru menemukan pengaruh positif bergabung dengan kelompok berolahraga terhadap pencapaian tujuan.
National Institutes of Health meninjau berbagai studi yang menghubungkan manfaat dukungan sosial dengan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.
“Mendaki alam secara teratur memperkuat jantung, paru-paru, dan otot kita, serta pikiran kita. Dan pergi bersama teman juga dapat memberikan manfaat kesehatan. Jadi, saat tubuh mencapai puncak bukit di akhir jalan berdebu, berhentilah sejenak untuk mengagumi pemandangan dan hargai semua yang Anda lakukan untuk kesehatan dan kebahagiaan,” ujar Herber.