Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Pusat Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan pelatihan bertajuk Pelatihan Interpretasi dan Promosi Digital Situs Cagar Budaya Liyangan Sebagai Destinasi Wisata Lanskap Budaya untuk para pelaku industri wisata di destinasi wisata baru Situs Liangan di Dusun Liangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari 6 – 7 Oktober 2023 dipimpin Dr Agi Ginanjar, SS, MHum dengan menghadirkan langsung pakar arkeologi klasik dari FIB UI Prof Dr Agus Aris Munandar, MHum, Reynaldo De Archellie, MSi, Asep Herdiansyah, SKom, dan tiga mahasiswa arkeologi UI yaitu Sekar Arum, Aurora, dan Mahesi Diva.
Pelatihan yang berlangsung di Pendopo Kampung Peradaban Liyangan, Desa Purbosari, ini diikuti 28 peserta dari elemen PokDarWis, Bumdes, Pengurus Desa dan dusun, Komunitas Budaya, dan masyarakat lainnya.
Baca juga: Candi Sukuh, Candi yang Dibangun pada Abad ke-15 dan Terletak di Karanganyar Jawa Tengah
Menurut Agi, pelatihan mengupas penyusunan interpretasi nilai-nilai utama/penting yang terkandung benda-benda dan struktur yang berada di Situs Cagar Budaya Liyangan berdasarkan kajian ilmiah/akademis dan cerita rakyat yang berkembang dengan memperhatikan lanskap budayanya.
“Hasil penyusunan interpretasi ini menjadi dasar dalam penyusunan promosi pariwisata Situs Cagar Budaya Liyangan,” kata Agi, Selasa 17 Oktober 2023.
Pelatihan ini juga mengupas strategi promosi berupa kampanye pelestarian Situs Cagar Budaya sebagi destinasi lanskap budaya berkelanjutan dalam aspek pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam bentuk poster dan digital untuk media sosial, dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi pemasaran terintegrasi dan perilaku pengunjung.
Situs cagar budaya Liangan di Dusun Liangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kini makin populer sebagai destinasi wisata baru, khususnya untuk destinasi wisata sejarah.
Situs ini diduga sebagai kawasan pemukiman masyarakat Mataram kuno abad 8 Masehi dan pertama kali ditemukan oleh para penambang pasir pada 2008 dan kini situs yang berada di lereng Gunung Sindoro ini didatangi banyak pengunjung dari berbagai daerah setiap harinya. Arus kedatangan pengunjung akan ramai di akhir pekan.
Para arkeolog menyebut, temuan artefak dan struktur di Situs Cagar Budaya Liyangan sangat kompleks, merefleksikan permukiman masa Mataram Kuno, dengan tinggalan berupa sarana pemujaan, jejak hunian, dan jejak areal pertanian.
Di situs yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya (CB) tingkat provinsi oleh Gubernur Jawa Tengah melalui Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 432/30 Tahun 2020 itu terdapat jalan kuno yang terbuat dari batu dan kondisinya relatif masih utuh.
Baca juga: Candi Sukuh, Candi yang Dibangun pada Abad ke-15 dan Terletak di Karanganyar Jawa Tengah
Situasi itu melahirkan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Dunia pariwisata di Kabupaten Temanggung mulai menggeliat sejak situs Liyangan mencuat ke permukaan.
Banyak dari mereka yang kemudian menjadi pedagang di area situs. Tidak sedikit pula yang menjadi pemandu wisata.
Pemerintah daerah setempat bahkan membentuk Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis) melalui SK Kepala Desa Purbosari No 180/25 Tahun 2021.
Dari kegiatan pelatihan ini diharapkan PokDarWis menjadi motivator dan penggerak dalam pengembangan dan pemanfaatan Situs Cagar Budaya Liyangan sebagai destinasi wisata lansakap budaya secara berkelanjutan.
“Selain itu, PokDarWis dapat meningkatkan kesejahteraan Desa Purbosari seiring meningkatnya kunjungan wisatawan berwawasan pelestarian sebagai respon positif terhadap promosi yang disebarluaskan PokDarWis melalui media sosial secara berkelanjutan,” pungkasnya.