News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Budaya

VIDEO Kisah UMKM Pengrajin Tenun Sekar Jepun Menjaga Warisan Budaya Lewat Kain Endek Tradisional

Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekar Jepun didirikan oleh Etmi Sukarsa, seorang wanita berusia 82 tahun yang memulai usahanya sejak tahun 1980.

Meski awalnya tidak memiliki latar belakang ataupun pengetahuan tentang tenun, Etmi memulai perjalanan karirnya dengan semangat dan ketekunan yang luar biasa.

“Awalnya saya menemukan alat tenun tradisional di belakang tempat kerja suami di percetakan."

"Nah di sinilah saya mulai belajar cara menenun secara otodidak pelan-pelan."

"Awalnya saya ambil pola dan desain, terus pelan-pelan nyoba nenun."

"Nah terus entah bagaimana didengarlah sampai ke Kepala Dinas Perindustrian Badung pada waktu itu, dan Gubernur Bali Bapak Ida Bagus Mantra dan istrinya."

"Di sinilah saya terbantu sekali untuk dukungan dan cara memanage UMKM ini pada waktu itu," kenangnya.

Ia pun dikenalkan dengan beberapa ahli tenun.

"Jadi bisa saya juga belajar,” ungkap Nek Etmi. 

Perjalanan Etmi Sukarsa dalam memulai karirnya di bidang UMKM tenun endek adalah bukti bahwa takdir sering kali membawa kita ke jalur yang tak terduga, namun penuh dengan kesempatan. 

Dengan semangat dan perjuangan yang tak kenal lelah selama lebih dari 20 tahun, Etmi berhasil membangun Sekar Jepun menjadi salah satu pengrajin tenun endek yang paling dihormati di Bali.

Kini, usaha ini diteruskan oleh putra Etmi, Made Kusumayasa Sukmakarsa (46 tahun), bersama istrinya, Dhevinta Tito Sulistiahendranti.

Sebagai generasi kedua yang mewarisi usaha ini, pasangan suami istri ini berhasil memasarkan produk Sekar Jepun dengan mengikuti tren busana terkini.

Kain endek dari Sekar Jepun tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga menarik perhatian pengunjung luar negeri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini