TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Apa yang biasa dianggap sampah, ternyata bisa menjadi karya bernilai tinggi.
Ini dibuktikan oleh Suyanto (54), seorang perajin kelapa asal Padukuhan Wonorejo 1, Kalurahan Gadingsari, Sanden, Bantul.
Dengan kreativitasnya, buah kelapa gabug atau kelapa tak berisi, disulapnya menjadi kerajinan topeng yang tak hanya laku di pasar lokal, tetapi juga menembus pasar internasional.
Di sebuah bengkel kecil berukuran 4x5 meter, Suyanto tengah sibuk menguliti kelapa kering dengan cekatan menggunakan pisau.
Meski cuaca panas menyengat, semangatnya tak surut untuk menyelesaikan pesanan topeng monyet yang akan dikirim ke Pasuruhan.
Dalam bengkel yang penuh dengan alat-alat sederhana ini, kelapa yang semula dianggap limbah, perlahan berubah menjadi karya seni yang memikat.
Dari Limbah Menjadi Topeng Monyet
Proses pembuatan topeng ini dimulai dengan membersihkan kulit kelapa, lalu membentuknya menyerupai wajah monyet.
Suyanto sangat teliti dalam membentuk mata, mulut, hidung, dan telinga menggunakan berbagai teknik.
Untuk telinga, pria asli Tulungagung, Jawa Timur itu memanfaatkan batok kelapa yang dibentuk dengan mesin khusus ciptaannya sendiri.
Setelah itu, telinga yang terbuat dari batok kelapa ditempelkan di bagian samping dengan menggunakan lem.
Rambut topeng monyet, tak kalah unik, dibuat dari sabut kelapa yang disikat dengan kawat, memberi kesan alami dan hidup.
Sabut kelapa pun perlahan mulai terlihat mirip rambut.
Kemudian untuk lubang hidungnya, Suyanto menggunakan solder yang dipanaskan.