Akses ke Danau Toba di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sudah sangat terbuka, karena pemerintah memberikan perhatian penuh dengan membangun jalan tol guna memperpendek jarak tempuh ke Danau Toba.
Demikian juga dengan pembangunan bandara Internasional Silangit di Siborong-borong Tapanuli Utara, yang makin mendekatkan wisata langsung menikmati keindahan kawasan Danau Toba.
Tetapi, sarana dan prasarana yang dibangun saat ini tidak serta merta mampu mendatangkan wisatawan.
Seba,b kawasan Danau Toba yang mengandalkan keindahan alamnya tidak memilliki produk wisata apa yang ditawarkan.
"Sejak pemerintah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata, sampai sekarang belum ada bentuk produk wisata di kawasan Danau Toba yang dimunculkan sebagai usaha memberikan nilai tambah, kecuali monoton hanya menjual keindahan alamnya," ujar Sanggam.
Baca juga: Jumlah Penumpang Naik Usai Harga Tiket Pesawat Turun? Kemenhub: Belum Bisa Kita Lihat
Padahal menurutnya satu di antara produk wisata Danau Toba yang mampu menjadi daya tarik yakni sejarah Danau Toba itu sendiri.
Di mana danau ini terbentuk dari letusan gunung vulkanik yang mahadasyat, bahkan disebut sebagai salah satu letusan gunung berapi paling terbesar di dunia, di mana berbulan-bulan lamanya, dunia ini gelap tertutup abu, hingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
"Kalau sejarah itu dikemas maka akan banyak yang tertarik dan akan datang ke Danau Toba," ucap dia.
Selain itu, lanjut dia, kawasan Danau Toba juga belum ada tempat kuliner bagi wisatawan untuk menimati suasana kawasan Danau Toba.
Dia mencontohkan di Bali ada Jimbaran tempat wisatawan makan malam di tepi pantai. Dan pada saat makan malam, wisatawan disungguhi tari tarian tradisional dan alunan lagu-lagu.
Fasilitas yang begini belum ada di kawasan Danau Toba.
Padahal, lanjut Sanggam Hutapea, banyak lokasi di kawasan Danau Toba yang bisa dibenahi sebagai tempat kuliner.
"Jadi, perumusan prodak wisata Danau Toba ini harus dibicarakan seluruh pemerintah daerah supaya semua ambil bagian dan semua merasa memiliki. Begitu kita bicara produk maka masyarakat pasti terlibat," ujarnya.
Kerja Sama Antar-Pemda
Sanggam Hutapea mengakui belum melihat banyak peran pemerintah daerah, khususnya Pemda di wilayah kawasan Danau Toba.
Demikian juga, keberadaan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sebagai wakil pemerintah pusat di kawasan Danau Toba, hanya membuat konsep, sedang yang mengeksekusi produk-produk itu sejatinya adalah Pemda di kawasan Danau Toba itu sendiri.