Pemerintah, sebutnya, harus lebih kreatif karena salah satu kunci keberhasilan pariwisata adalah kreativitas, termasuk bagaimana mereka kreatif mengemas produk-produk lokal.
Satu di antara contoh kreatif yang diutarakan Sanggam yakni bagaimana mengemas narasi untuk mengisahkan kawasan wisata Danau Toba.
"Atraksi budaya juga perlu dikemasi dan digelar setiap akhir pekan di sekitar kawasan Danau Toba. Upacara adat jika dikemas dengan baik bisa menjadi atraksi hiburan bagi wisatawan," ujarnya.
"Upacara adat yang masih hidup dan dilestarikan di sejumlah wilayah di kawasan Danau Toba menjadi potensi untuk menghadirkan wisatawan, sekaligus memperkuat keberadaan desa wisata setempat," imbuhnya.
Baca juga: Ini Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Penderita Diabetes Saat Wisata Kuliner dan Travelling
Sanggam mencontohkan budaya dan adat Batak yang masih asli dan terpelihara hingga saat ini adalah tradisi yang digelar rutin oleh kalangan Parmalim (aliran kepercayaan).
Satu di antara tradisi Parmalim yakni Sipaha Lima untuk mensyukuri nikmat atas hasil panen yang diberkati Yang Maha Esa.
Jika tradisi budaya ini dikemas dan digelar secara rutin di kawasan Danau Toba akan menjadi daya tarik tersendiri. Selain mengemas sajian upacara dan ritual adat, juga sebagai upaya melindungi dan melestarikan aset wisata budaya tersebut.
"Upacara adat yang beragam jenisnya jika digelar secara rutin akan merupakan bagian dari upaya melestarikan serta melindungi aset budaya lokal untuk terus tetap bertahan hidup," katanya.
Dari sisi promosi, Sanggam mempertanyakan apakah promosi pariwisata Danau Toba dilakukan di luar negeri atau di dalam negeri. Kalau promosi dilakukan ke luar negri maka harus jelas sasarannya, apakah wisatawan Asia atau Eropa.
Sanggam Hutapea mengingatkan sudah hampir 20 tahun Danau Toba tidak pernah lagi diperhatikan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi. Dengan demikian dapat dikatakan sekitar 20 tahun juga agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.
"Mereka-mereka (20 tahun lalu) mengenal Danau Toba, tentu sudah pada tua. Jadi harus disadari karena sudah 20 tahun terputus maka diperlukan terobosan untuk mengenalkan pariwisata Danau Toba itu kembali ke pasar potensial," ucap Sanggam.
Sebagai pelaku pariwisata aktif, Sanggam Hutapea berpandangan untuk promosi kawasan destinasi Danau Toba saat ini, penopangnya adalah pasar dalam negeri. Kalau pasar luar negeri (wisatawan manacanegara) butuh waktu.
Karenanya, Sanggam lebih mendorong promosi diintensifkan untuk pasar domestik dengan melakukan rekayasa-rekayasa mendatangkan wisatawan domestik ke Danau Toba.
Menurut Sanggam salah satu yang harus dilakukan alam waktu dekat ini yakni bagaimana membuat kawasan Danau Toba itu menjadi tujuan utama wisatawan lokal untuk berakhir pekan, seperti bagaimana warga Jakarta berbondong bondong ke wilayah Pucak Bogor dan Bandung untuk berakhir pekan dengan keluarga.
"Formula menjadikan kawasan Danau Toba sebagai tujuan utama akhir pekan bagi wsiatawan nusantara perlu diformulasikan. Apa lagi di kawasan Danau Toba banyak potensi wisata domestik yang bisa dikembangkan," tandasnya.