News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Trend Internet

Perlindungan Anak Terbaik Melawan Cyberbully

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM - Kita yang adalah orang tua ataupun wali, mengerti bahwa kita akan melakukan apa saja untuk memastikan kesehatan yang baik dan kesejahteraan anak-anak kita. Kita menginginkan yang terbaik bagi mereka untuk memiliki peluang yang lebih dari yang pernah kita lakukan saat tumbuh dewasa.

Salah satu tantangan terberat bagi orang tua muncul ketika saatnya mengirim anak-anak mereka ke sekolah dan mempercayakan pembelajaran mereka, perkembangan dan kesejahteraan bagi guru, teman sebaya, dan lain-lain. Kita tidak bisa selalu mengawasi dan melindungi anak-anak kita, sehingga mengajarkan mereka cara untuk menangani masalah umum dapat membantu mereka mempersiapkan beberapa tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Sulit untuk mengetahui apa cara terbaik apabila anak-anak kita menghadapi kesulitan, karena dunia kita dibesarkan sangat berbeda dengan yang mereka hadapi sekarang. Teknologi baru telah membawa peluang tak terbatas untuk belajar dan terlibat dengan orang dan informasi jauh melampaui komunitas geografis kita, serta tantangan dan tekanan baru, seperti dampak dari cyberbullying, dan sebagai orang tua, kadang-kadang kita tidak tahu darimana untuk memulai.

Suka atau tidak, sebagian dari anak-anak kita akan menjadi orang-orang yang dipilih oleh orang lain di sekolah, orang lain akan mengamati dalam tindakan, sementara beberapa dari anak-anak kita akan menjadi penghasut.

Terlepas dari apakah anak-anak kita mungkin menjadi sasaran, pengganggu atau pengamat, sebagai orang tua, kita bisa membantu yang terbaik untuk mereka dengan cara merangkul, berbicara mengenai perasaan mereka, memberikan wawasan bagaimana tanggapan dan tindakan yang tepat, atau kenalkan mereka dengan orang yang tepat agar mereka mendapatkan saran dan strategi yang lebih jauh.

Kita bisa belajar dari kasus gadis SMA di Jakarta Utara, diculik selama 11 hari oleh orang asing setelah ia berkenalan melalui Facebook, penculik tersebut bekerja sebagai fotograferi. Ini adalah pengingat untuk orang tua akan dampak dan efek berbahaya dari cyberbullying.

Sekolah Sudah 24/7

Kita mungkin telah tumbuh melihat pengganggu saat istirahat atau makan siang di halaman sekolah, tapi itu aman untuk mengasumsikan bahwa sebagai orang tua, kebanyakan dari kita tidak tumbuh menggunakan ponsel di sekolah atau mendokumentasikan hidup kita melalui blog maupun situs jejaring sosial sejak usia dini. Banyak dari kita memulai ‘digital footprint’ baru dalam beberapa tahun angkatan kerja sekarang.

Jejaring sosial dan perangkat selular dapat diakses sepanjang waktu, yang berarti bahwa bullying lebih invasif dari sebelumnya. Selain itu, pelaku bully dapat tetap online menggunakan akun anonim, menyamarkan tindakan mereka dan membuat pengawasan lebih sulit bagi target atau orang dewasa untuk menghadapi mereka.

Berdasarkan Asia Pacific Digital Marketing Year Book 2012ii, orang Indonesia berumur 18 sampai 27 tahun merupakan kelompok utama yang mengakses internet melalui perangkat selular (53%) dan berdasarkan Norton Online Family Report 2011iii, 62 persen anak-anak memiliki pengalaman negatif dengan dunia online.

Sementara kita tidak mungkin mudah menghubungkan dengan ‘luka’ terakumulasi dari anak-anak yang masih awam terhadap dunia digital, yang tidak tahu bagaimana hidup tanpa sebuah perangkat mobile atau akses internet, kita dapat mulai memahami beberapa tekanan yang unik yang mereka hadapi dengan berbicara mengenai hal tersebut pada mereka.

Kami dapat Membantu Anak Anda Mengatasi Bully

Ipsosiv, sebuah perusahaan penelitian global yang didirikan di Perancis, telah mensurvei 18.687 orang di 24 negara termasuk Indonesia, dan hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia yang mengalami cyberbullying cukup tinggi. Satu dari delapan orang tua menyatakan bahwa anak mereka telah menjadi korban pelecehan dan penghinaan melalui dunia maya. Sebanyak 55 persen orang tua mengatakan bahwa mereka mengetahui anak mereka mengalami cyberbullying.

Pesan ini jelas – kita perlu berbicara dengan anak-anak kita, karena mereka jarang mengangkat permasalahan tersebut secara langsung.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini