News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berkunjung ke Maroko, Gus Sholah Singgung NU

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Sholahuddin Wahid

Penulis: Kusnadi El Ghezwa*

TRIBUNNEWS.COM - KH Sholahuddin Wahid yang akrab disapa “Gus Sholah”, selama kurang lebih sepekan (05-09/04/13) ini mengadakan kunjungan Muhibah ke Maroko bersama rombongan. Di sela padatnya agenda kunjungan ini, dimulai dengan tausiyah dan ramah tamah bersama masyarakat Indonesia di Maroko bertempat di wisma duta. Kemudian berkunjung ke masjid Hasan II di Casablanca, yang merupakan salah satu masjid terbesar di Afrika itu. Dan dilanjutkan ziarah ke kota Marrakech dimana disana ada makam Sab’atur Rijal (wali Tujuh) yang merupakan penyebar Islam di Maroko.

Di hari berikutnya, beliau menyempatkan diri berziarah ke makam pendiri dan guru besar Tariqah Tijaniyah, Moulay Idris (Raja Maroko Tempo dulu) dan Ibnu al Araby (pemilik tafsir Ahkamul Qur’an) di kota Fez yang dikenal sebagai kota budaya itu. Sebelum beliau dan rombongan bertandang ke Spanyol, beliau mampir sejenak di kota kelahiran Ibnu Bathutah (sang petualang legendaris) dan bertemu dengan kader-kader NU yang sedang menimba ilmu agama di kota itu juga.

Di depan kader-kader NU itu, Beliau berharap ke depan organisasi NU yang sangat besar ini harus lebih lebih terorganisir.  Beliau mengatakan; “Tantangan NU ke depan itu, bagaimana kalian bisa mengubah NU ini, dari yang berupa segerombolan orang banyak, menjadi sebuah barisan besar yang memiliki kekuatan. Mengingat NU adalah Ormas terbesar di Indonesia”.

Beliau juga menambahkan; “kekuatan organisasi NU itu masih jauh dengan Muhammadiyah yang jumlahnya hanya setengah dari NU. Buktinya sederhananya, beberapa lembaga milik Muhammadiyah itu banyak yang sudah terakreditasi A, sementara milik NU masih B. Itu pun sangat sedikit. Tentu ke depan NU harus lebih meningkatkan koordinasi dengan warganya”.

Dalam kesempatan itu, Beliau juga sempat memaparkan banyak hal seputar permasalahan yang dihadapi  bangsa Indonesia saat ini. Termasuk isu korupsi yang sudah sangat sistemik, sehingga susah sekali untuk ditangani. Beliau berharap akan peran umat islam dalam membangun bangsa, mengingat mereka adalah umat mayoritas. Namun kenyataan yang terjadi saat ini, umat islam di Indonesia belum bisa banyak berbuat. Begitu juga kepada kader-kader NU diharapkan mampu mengoptimalkan perannya sebagai generasi penerus masa depan bangsa.

Setelah hampir dua jam bersama kader-kader NU itu, beliau akhirnya bertandang ke Spanyol melanjutkan kunjungan muhibahnya untuk menjelajahi jejak peninggalan kejayaan Islam disana. Perjalanannya ditempuh melalui kapal laut dari pelabuhan internasional, Tarifa di Kota Tanger dengan jarak tempuh 30 menit.

*Penulis adalah Koordinator Lajnah Ta'lif wa Nasyr PCINU Maroko

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini