Oleh: Status Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Dosa terbesar intelektual dan media adalah memanfaatkan ketidakmengertian rakyat. Mari kita jelaskan kepada masyarakat agar warga sekitar Gunung Padang dan Cianjur tak mudah diadu domba.
Dan tolong disampaikan, bahwa saat ini ada dua pandangan berbeda soal situs Gunung Padang. Pandangan pertama, situs maha karya itu hanyalah batu berserakan yang di atas permukaan seluas 900 m2.
Pandangan kedua, situs maha karya itu ada di bawah permukaan yang sekarang belum terlihat semua. Baru lapisan pertama (terasering ala machu Pichu) dan lapisan kedua. Lapisan dan bangunan lainnya belum tampak kasat mata.
Diperkirakan luasnya lebih dari 25 hektar. Tomography seismic metode kreasi gunakan petasan yang disebut timbulkan ledakan menjadi alasan akan merusak situs. Pertanyannya situs yang mana yang diduga akan rusak?
Situs yang batu-batu bergelimpang ukuran 900 m persegi itu? Bisa diperiksa apakah rusak atau tidak. Pendapat ini mirip pendapat lain kalau pengunjung banyak situs akan rusak, akan longsor dan lain-lain. Kalau yang dipersoalkan akan muncul kerusakan adalah yang di bawah permukaan, dari mana tahu bahwa ada situs di bawah permukaan, bukankah itu yang sedang diteliti.
Jadi, isu kerusakan situs adalah gosip atau manuver politik untuk memprovokasi kebodohan terus menerus kepada masyarakat. Jujur, yang paling berkepentingan agar situs bawah permukaan tidak rusak saat di pugar nanti adalah TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) dan yang percaya pada riset TTRM.
Harusnya kita berterima kasih pada tim tomography yang hampir bisa dipastikan kreasinya memudahkan pemugaran dan sudah memberi informasi tembus pandang bahwa lebih dari 95 persen bangunan Megah dengan teknologi dahsyat saat ini Kondisinya masih utuh. Alhamdulillah.
Kalender Oktober 2024 Lengkap dengan Tanggal 30 Oktober 2024 Memperingati Hari Apa? - Posbelitung.co
Misteri Keberadaan Daffa, Bayi 12 Hari yang Hilang saat Ortu Tidur, Sebelumnya Ada Gonggongan Anjing