News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Revolusi Mental Butuh "Astaga"

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Ilmu Hukum Perdata Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof DR Musakkir SH MH menjalani pemeriksaan di Satuan Narkoba Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (14/11/2014) siang. Musakkir tertangkap sedang menggunakan sabu bersama rekannya, Ismail Alrip yang berstatus dosen Fakultas Hukum dan Ketua LBH Unhas, serta dua mahasiswi sekolah tinggi ekonomi swasta, di sebuah hotel di Makassar pada Jumat dini hari. Dari tempat kejadian, polisi menyita sabu dan bong atau alat hisap. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila

Berita tertangkapnya seorang guru besar (profesor) di Makassar karena tersangkut perkara sabu (narkoba) sangat mengguncang komunitas pendidikan di tanah air.

Kejadian ini memaksa semua komponen bangsa menerima kenyataan bahwa tingkat/level kebugaran mental pengurus republik di semua lapisan ada di dalam tingkat keprihatinan.

Dibutuhkan penanganan ekstra ordinary (Luar Biasa) yang berbasis penanganan berupa asupan multi pendekatan berupa esensi Anti Stress Terapi Akhlak Getar Agama (ASTAGA).

Kebutuhan adanya ASTAGA dapat dimulai melalui Gerakan PEMAIN BOLA dan GERSAH ANGSA yaitu Pembinaan Ekstra Mental Agama Idiologi Nasionalisme Budaya Olahraga Langsung Aktif dan Gerakan Sadar Hukum Anak Bangsa.

Kesungguhan Pendekatan ASTAGA ini merupakan antisipasi atas fenomena ketidaksiapan generasi bangsa di semua level untuk menerjemahkan tanggungjawab pendirian Negara Bangsa yang membutuhkan tampilan-tampilan heroik anak bangsanya.

Meskipun kita dikuasai warisan Mental GRIPIS (Gurem Ruwet Indisipliner Pencemburu Intoleran Sesat). Sesungguhnya kekuatan dan semangat Kepahlawan Nenek Moyang telah mempersembahkan Darah NadiAir/DNA Heroism diatas rata-rata bangsa di dunia.

Kolonialisme tiga setengah abad selain mempertontonkan Altruism (Senasib Sepenanggungan)  juga memperlihatkan darah Pejuang yang gandrung pada nilai–nilai kesejatian keperintisan kepahlawanan di semua bata–bata fundamental lahirnya peradaban yang tangguh.

Diperlukan gerakan estafet Nasional tumbuhka naktifitas kepahlawanan (GENTAK) di semua level untuk Menyambung Tangkapkan Energi pendirian Negara Bangsa yang harus diisi oleh air–air pengabdian warga bangsa yang tahan uji terhadap semua pergeseran jati diri bangsanya.

Kemampuan mengolah GENTAK iniakan menerbitkan Solidaritas Optimis Negeri Tangguh AmanKuat (SONTAK) berbekal kesadaran penuh dan membuncah di dada semua Anak Bangsa tentang ketepatan dan kebenaran indeks Heroism Nenek Moyang dan Pendiri Bangsa yang patut digugah hari ini sebagai TOMBAK (Tekad Optimis Membangun Bangsa Akur Kompak) sebagai keniscayaan modal sosial yang berharga.

Profesor Efek Harus dijadikan momentum untuk pendirian Institut Kebugaran Mental Publik (IGARAN MENTALIK) disetiap provinsi di Indonesia, yang dirancang untuk mendeteksi tingkat kebugaran mental pengurus Republik dan semua AnakBangsa yang sedang memikul amanah pengelolaan Republik.

Semoga upaya Indonesia berbenah melalui REVOLUSI MENTAL SEKARANG JUGA (RENTAL SERANGGA) beroleh kekuatan dari Tuhan YME. Amin, Amin, Amin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini