TRIBUNNERS - Beladiri Judo sudah dikenal sebagai salah satu cabang beladiri cukup mematikan dikalangan praktisi beladiri Internasional.
Melalui kombinasi teknik bantingan dan kuncian yang berbahaya, tidak heran bahwa olahraga Judo sangat dikenal di dunia militer dan kepolisian.
Namun, ditangan seorang Subhan Prasandra, seorang praktisi Judo sekaligus pendiri Perkumpulan Sandro Academy, Indonesia, Judo dapat diramu sebagai seni beladiri yang bahkan dapat dipelajari oleh anak berkebutuhan khusus sekalipun.
Bertempat di Srengseng, Jakarta Barat. Ia bersama rekannya, Aldi Wisra yang berprofesi sebagai pendidik dan therapis anak berkebutuhan khusus di Walk This Way Center yang dikelola oleh Ibu Poppy Maharani, memberanikan diri untuk membuka kelas Judo anak berkebutuhan khusus pertama di Indonesia.
Melalui kurikulum yang dikelola sendiri program ini berhasil memberikan alternative kegiatan baru bagi anak kebutuhan khusus dengan kebutuhan tertentu.
Subhan Prasandra mengatakan bahwa kunci penting dalam mengenalkan olahraga Judo kepada anak berkebutuhan khusus adalah kesabaran dan kecintaan penuh terhadap anak.
Tidak ada yang mustahil untuk dilakukan apabila anak yang dilatih dengan penuh kesabaran bisa mencapai keberhasilan.
Bahkan ia mengatakan bahwa dua anak yang saat ini fokus mempelajari Judo sudah dianggap lulus melalui ujian pertama untuk mencapai tingkat dasar lanjutan Kyu 5 (sabuk kuning).
Ini adalah sebuah terobosan luar biasa, dimana seperti anak yang mengalami ganguan motorik dan sulit fokus dapat intens mempelajari 3 teknik bantingan dasar Judo yang cukup sulit seperti; Ippon Seoinage, O Goshi dan Tai Otoshi.
Bahkan pada awal bulan Desember 2015, Subhan Prasandra, ikut memberikan seminar dan pelatihan singkat kepada beberapa pelatih dari perkumpulan judo di Asia Tenggara yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Subhan mengatakan bahwa saat ini Negara-negara sahabat sudah mulai melirik kurikulum Judo Anak berkebutuhan khusus setelah sebelumnya mengoptimalkan kurikulum Judo bagi orang Buta (Blind Judo).
Saat ini kelas anak berkebutuhan khusus di Walk This Way Center masih terus berjalan dengan aplikasi materi teknik yang terus ditambah sesuai kebutuhan, meski dengan segala keterbatasan yang ada dan diiringi oleh jiwa sosial dan kesabaran tinggi dari para pengajar.
Poin paling penting yang wajib diperhatikan dalam kurikulum Anak Berkebutuhan Khusus adalah materi harus disesuaikan berdasarkan dari apa yang mereka mampu lakukan dan bukan dari apa yang pengajar inginkan.
Subhan menambahkan bahwa tahun pertama pengajaran adalah tahun yang sangat sulit bagi kedua pihak. Pengajar dan anak yang belajar.
Selain sulitnya berkomunikasi, mereka pun butuh beradaptasi dengan teknik dasar yang disampaikan oleh para pengajar.
Disamping itu, team pengajar pun harus memberikan kesabaran ekstra dalam hal penyampaian teknik. Mengingat, selain mereka sulit fokus, Anak dengan kebutuhan khusus cenderung memiliki dunia sendiri dalam pikirannya.
Tidak jarang, tiba-tiba mereka berlari ditengah pelajaran atau berubah mood saat mereka tidak nyaman atau takut dengan kondisi yang ada.
Kedepannya, program ini akan terus diperkenalkan ke berbagai pusat terapi anak kebutuhan khusus yang berminat.
Sambil tetap menghimpun pembiayaan untuk melengkapi perlengkapan standar yang wajib ada, Subhan Prasandra dan Aldi Wisra juga berkeinginan untuk terus menambah wawasan mengenai dunia Anak kebutuhan khusus melalui berbagai pelatihan dan seminar di mancanegara.
Subhan mengatakan bahwa masih banyak anak-anak dengan kebutuhan khusus yang perlu penanganan khusus oleh karenanya, dibutuhkan profesionalisme dan keahlian khusus untuk bisa menjaga ritme dan materi pelatihan.
Sayangnya, segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini masih terfokus dinegara berkembang sehingga dibutuhkan biaya ekstra besar untuk bisa berpartisipasi didalamnya.