Ditulis oleh : Jones Batara Manurung
TRIBUNNERS - Pada kamis 7 Januari 2016, Presiden Joko Widodo, mengundang Duta Jokowi, bersama kelompok relawannya untuk makan siang bersama di Istana.
Dalam suasana yang hangat, Presiden Jokowi mengajak para relawan membahas sejumlah isu nasional.
"Pertama, Presiden menyampaikan agar seluruh rakyat menghadapi dunia yang sudah terbuka dengan penuh optimisme, jangan ada keraguan menghadapi pasar global. Kita harus meningkatkan kemampuan kita diberbagai bidang, terutama pada bidang yang kita memang memiliki pondasi yang kuat," ujar Joanes Joko, perwakilan dari Duta Jokowi.
"Presiden juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas yang dikerjakan, Presiden sudah 3 kali blusukan untuk memastikan pembangunan trans sumatera, dan akan ke lapangan lagi untuk melihat langsung perkembangannya", tambahnya.
Terkait jalannya pembangunan di berbagai sektor, Presiden Jokowi telah meminta menteri-menterinya bekerja keras, dan berani mengambil keputusan untuk menyingkirkan berbagai masalah yang muncul di lapangan atau benturan dengan regulasi yang menghambat proses pembangunan.
"Ketiga, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia akan berperan aktif dalam mediasi berbagai konflik di Timur Tengah untuk menciptakan perdamaian dunia. Dengan politik luar negeri kita yang bebas aktif, Indonesia dapat menjadi mediator," katanya.
"Keempat, menanggapi pertanyaan audiens terkait reshufle, Presiden tidak banyak berkomentar. Presiden secara singkat menyampaikan bahwa reshufle itu hak prerogatif Presiden, jadi tidak perlu di intervensi, didesak apalagi didikte," tutup Joanes Joko.