Ditulis oleh : Tarmizi A Gani
TRIBUNNERS - Rumah kayu milik Mustafa dan Nuraini, yang terletak di desa Lhok Dagang, Kecamatan Pandrah, Bireuen habis dilalap si jago merah.
Diduga kebakaran diakibatkan oleh konsleting.
Mengetahui kabar bahwa rumah warganya habis dilalap api, Bupati Bireuen, Ruslan M Daud segera meninjau lokasi, Kamis (28/1/2016).
Saat ditemui Ruslan, Nuraini mengaku tidak ada secuilpun harta benda miliknya yang dapat diselamatkan, hanya sepotong pakaian yang menempel di tubuhnya.
Kini Nuraini dan suaminya, Mustafa (65), dan kedua orang anaknya, tidak memiliki atap untuk berteduh.
Mereka saat ini tinggal sementara di tenda yang didirikan BPBD Kabupaten Bireuen.
Bila turun hujan, air akan menggenangi tempat tinggal darurat mereka, sedangkan dua anaknya yang masih kecil mengungsi ke rumah tetangga.
Menyikapi hal itu, perangkat desa setempat mengajukan permintaan kepada Pemkab Bireuen.
Ruslanpun merespon dengan menjanjikan rumah baru bagi keluarga Mustafa.
"Sebab keluarga ini memiliki tanah sendiri, maka Pemkab Bireuen membangun rumah untuk mereka, besok langsung sudah diukur dan mulai dibangun," tuturnya.
Ia kemudian memerintahkan Baitul Mal Kabupaten Bireuen yang akan membangun rumah itu untuk minta syarat administrasi kepada keluarga itu, supaya apa yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan.
Ruslan juga memerintahkan Baitul Mal Kabupaten Bireuen untuk membangun baru rumah untuk Syukri (48) dan Ramli (42), kakak beradik di Desa Matang Jareung, Kecamatan Samalanga, Bireuen.
Kakak beradik itu tinggal di dalam sebuah gubuk yang sangat memprihatinkan sejak 15 tahun lalu.
Syukri menempati gubuk seluas 4 x 3 meter di sudut tanah milik orangtuanya.
Gubuk itu berdinding anyaman daun kelapa, sebagian sisi dinding berupa pelepah rumbia. Atap dari daun rumbia dan lantai beralaskan tanah.
Ramli, adiknya tinggal di sebuah gubuk yang menyatu dengan pondok yang digunakan untuk kandang kambing.
Letaknya berdekatan dengan rumah abang iparnya. Luas ruangan tempat Ramli menginap hanya 1 x 2 meter, disebelahnya kandang kambing.
Hamdani, warga setempat mengatakan Syukri dan Ramli terpaksa tinggal di rumah gubuk sebab rumah milik orangtua mereka sudah rusak dan roboh, yang tersisa hanya bekas lantai dan pondasi saja.
“Untuk makan mereka ditanggung adiknya, sementara untuk bekerja jelas tidak mungkin sebab mereka keterbelakangan mental, untuk ditampung di rumah adiknya tidak memungkinkan sebab rumahnya juga sempit,” tutur Hamdani.
Makanya atas inisiatif warga dan perangkat desa setempat mengajukan usulan ke Bupati Bireuen Ruslan M Daud. Usulan itu direspon pimpinan daerah dengan turun langsung melihat tempat tinggal kedua warganya itu.
Bupati Bireuen Ruslan M Daud setelah melihat kondisi gubuk tempat tinggal Syukri dan Ramli, Kamis (28/1) mengatakan Pemkab Bireuen akan membangun satu unit rumah untuk keduanya. Rumah dibangun di tanah milik orang tuanya.
“Tetapi keluarga perlu berjanji setelah rumah baru selesai nantinya, ke dua gubuk yang ditempati saat ini harus dibongkar, rumah akan dibangun dengan dana dari Baitul Mal Kabupaten Bireuen sesegera mungkin,” ucap Ruslan M Daud.
Sekretaris Baitul Mal Kabupaten Bireuen, Anwar S.Ag mengatakan rumah yang dibangun tipe 36 dengan sumber dana dari infaq yang terkumpul dari pegawai Pemkab Bireuen yang dikelola Baitul Mal Kabupaten Bireuen.